Kupang (ANTARA News) - Pakar Komunikasi dari Universitas Nusa Cendana Kupang Prof Dr Alo Liliweri MS berpendapat Perum LKBN ANTARA memiliki posisi sangat strategis bagi negara dalam perang informasi global sekaligus membangun citra bangsa dalam pergaulan antarbangsa.

"Posisi dan peran Perum LKBN ANTARA sebagai BUMN yang bergerak di bidang informasi sangat strategis menghadapi perang informasi global sekaligus membangun citra bangsa dalam tatanan pergaulan antarbangsa," kata Liliweri di Kupang, Jumat.

Guru Besar Ilmu Komunikasi dan mantan Dekan FISIP Undana Kupang mengemukakan pandangannya tersebut menanggapi keputusan Komisi VI DPR yang telah menyetujui alokasi dana sebesar Rp3 triliun pada APBN 2012 untuk mengembangkan industri strategis dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN).

Dari total dana tersebut, Rp1 triliun di antaranya dialokasikan untuk PT Dirgantara Indonesia, sedangkan sisanya PT Pal Indonesia, PT Pindad, PT Merpati Nusantara dan PT Industri Kapal Indonesia dengan alokasi masing-masing BUMN strategis itu sekitar Rp500 miliar.

Sementara, Perum LKBN ANTARA yang juga berada di bawah koordinasi Deputi Kementerian BUMN bidang Industri Strategis itu, terancam tidak mendapat dana PMN untuk 2012.

"Kalau alasan tidak dialokasikannya dana PMN untuk Perum LKBN ANTARA hanya karena kantor berita nasional itu dianggap "bukan industri strategis" atau "belum betul-betul strategis" maka benar seperti dikatakan bahwa telah terjadi salah kaprah dalam membaca masa depan industri strategis," katanya.

Ia juga sependapat bahwa diabaikannnya pengalokasian dana PMN tersebut untuk Perum LKBN ANTARA dalam APBN 2012 itu jelas menunjukkan bahwa sebagian komponen bangsa ini masih melihat dan mengutamakan industri strategis itu sebagai "hard power", dan bukan sebagai "soft power".

Menurut Prof Liliweri, keputusan politik yang telah dibuat Komisi VI DPR RI itu, memang belum final, karena masih harus dibawa ke paripurna DPR, namun apapun hasil keputusan paripurna DPR, sikap komisi ini telah mengacukan Perum LKBN ANTARA, sebagai lembaga yang didirikan oleh para pendiri bangsa itu, tidak memiliki posisi strategis bagi bangsa ini.

Karena itu, perlu dipikirkan kembali solusi terbaik yaitu mengalokasikan anggaran kepada Perum LKBN ANTARA yang sudah diakui perannya sejak jaman pra kemerdekaan hingga saat ini dalam percaturan informasi baik tingkat nasional maupun global.

"Saat itu kekuatan militer dan senjata, sangat dominan, tetapi pers termasuk ANTARA kekuatan penguasaan informasi dan penyebarluasan ide, gagasan, nilai-nilai, dan kebudayaan, ikut memberi andil dalam mengusir dan mempertahankan kemerdekaan hingga saat ini," katanya.

Bukan cuma itu, menurut dia, peran LKBN ANTARA melalui jaringan kantor berita Asia Pasifik, oananews.org, para mitra dan warga dunia dapat mengakses perkembangan informasi terkini yang disiarkan 43 kantor berita anggota Organization of Asia-Pacific News Agencies (OANA), termasuk ANTARA, perlu mendapat perhatian.

Bahkan, kata dia, Kompas dan media lainnya, akan selalu menjadi pelanggan setia ANTARA.

Berlangganan ANTARA ditujukan untuk kepentingan referensi, perbandingan, pemetaan isu pemberitaan dan sebagian saja untuk kutipan karena Kompas punya diferensiasi atau ciri khas sebagai media.

Ia mengatakan selain melayani para pelanggan media sebagai pasar utama, konten ANTARA juga mulai lebih banyak hadir langsung untuk melayani publik dengan diversifikasi produk melalui antaranews.com, antarafoto.com, I-Media, teknologi terbaru melalui SMS, aplikasi telepon genggam, dan teknologi berbasis internet lainnya.

Fungsi dan peran LKBN ANTARA inilah yang perlu mendapatkan perhatian berupa pengalokasian anggaran dari negara untuk kepentingan operasiona, gaji dan honor, serta kepentingan pengembangan lainnya.

(ANT-084/L003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011