Sosoknya yang memahami esensi gagasan teoritis dapat dengan mudah mengembangkan ide-ide rumit menjadi terstruktur nan sederhana
Bogor, Jabar (ANTARA) - Direktur Eksekutif organisasi internasional nirlaba Marine Stewardship Council (MSC) Indonesia Hirmen Sofyanto menyatakan pakar perikanan dan kelautan IPB University almarhum Dr rer.nat Hawis Madduppa, S.Pi, M.Si adalah sosok intelektual muda yang menginspirasi.

"Sebagai seorang intelektual, sosok Mas Hawis Madduppa adalah cerminan generasi yang kualitas keilmuannya tidak sekadar mumpuni, namun juga menginspirasi," katanya kepada ANTARA di Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Sebagai organisasi internasional nirlaba, MSC menetapkan standar berbasis sains yang diakui secara global untuk penangkapan ikan berkelanjutan dan rantai pasokan makanan laut.

Kegemilangannya dalam dunia kelautan dan perikanan, katanya, meyakinkan semua kalangan terkait akan wawasan jernih dan mencerahkan tentang hakikat ilmu.

"Ketika kemudian menggabungkan dengan kekuatan humanis dan peduli terhadap tantangan maka ia semakin terencana melakukan tindakan segera," katanya.

Dikemukakannya bahwa almarhum diberkati dengan kejernihan dan kelincahan ilmiah dalam pemikiran serta semangat yang terang untuk pencapaian tujuan.

Kualitas yang terlihat dari setiap kerunutan tulisan, kedalaman pemaparan dikombinasikan dengan estetika bertalenta, katanya, memercikkan kesegaran dan membuka khasanah untuk dikaji.

"Riset-riset orisinalnya mempengaruhi perkembangan bahkan tak ragu menjadi arah baru pemantik teorema mendalam," katanya.
 
Keluarga almarhum  pakar perikanan dan kelautan Associate Professor Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB) University Dr rer.nat Hawis Madduppa, S.Pi, M.Si, yakni istri tercintanya Amnah Hawis Madduppa dan tiga anaknya, Raihan, Khailila dan Syahnaz usai mendapatkan beasiswa pendidikan dari Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI), organisasi internasional nirlaba Marine Stewardship Council (MSC) dan NFI Crab Council di Bogor, Jabar, Sabtu (14/5/2022). FOTO ANTARA/HO-APRI/Andi J)


Hirmen menyatakan almarhum menempatkan diri sebagai pendamping keilmuan dan keahlian sehingga terus memikirkan penyelesaian kehidupan dan sumber hidup. Hasratnya memromosikan keberlanjutan sangat kuat bahkan dengan membawa bara di tangan.

Ia begitu banyak memikirkan dan nyaris mencurahkan waktu dan energi vitalnya untuk kesejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan.

"Sosoknya yang memahami esensi gagasan teoritis dapat dengan mudah mengembangkan ide-ide rumit menjadi terstruktur nan sederhana," katanya.

Ia juga berusaha membangun jembatan berbagai kepentingan karena yakin semata untuk memperkuat kemajuan.

Seorang ahli perikanan senior, kata dia, pernah berkata bagaimana caranya almarhum mengatur waktu sebagai dosen, peneliti, pembimbing, penulis jurnal yang produktif dan mengelola organisasi sebesar APRI.

Jika mau ditambahkan lagi, almarhum juga Ketua Departemen Ilmu Teknologi Kelautan (ITK) FPIK IPB, aktif di Akademi Ilmuwan Muda Indonesia, lembaga penyelamatan terumbu karang dan hiu, mengembangkan laboratorium e-DNA dan mempersiapkan semua kelengkapan menjadi Guru Besar.

Baginya, warisan ilmiah yang terbesar dalam hidup almarhum bukan semata-mata oleh keilmuan yang mumpuni, melainkan kegigihan dan keteguhan dalam melakukan tindakan dalam masa panjang bagi manusia dan lingkungan.

Karena itu, untuk belahan jiwa almarhum, yakni istri tercintanya Amnah Hawis Madduppa dan tiga anaknya, Raihan, Khailila dan Syahnaz harus bangga berayah yang mencintai ilmu, lingkungan dan kemanusiaan.

"Saya pribadi sungguh beruntung mengenal dan berinteraksi 3-4 tahun belakangan dengan almarhum mas Hawis Madduppa," demikian Hirmen Sofyanto.

Baca juga: KKP: Dr Hawis Madduppa berkontribusi besar kelola rajungan Indonesia

Baca juga: APRI-MSC-NFI salurkan beasiswa anak pakar IPB Dr Hawis Madduppa

Baca juga: Dr Hawis Madduppa wafat, Rektor: IPB kehilangan dosen terbaik

Baca juga: MSC: Mimpi Dr Hawis Maddupa rajungan Madura raih ekolabel dilanjutkan

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022