Jakarta (ANTARA News) - PT Bursa Berjangka Komoditi & Derivatif Indonesia (BKDI) akan mulai membuka perdagangan komoditas timah mulai 1 Februari mendatang, setelah batal memulai pada waktu yang direncanakan semula, 15 Desember 2011.

"Iya, rencananya mulai 1 Februari, pertimbangannya supaya persiapan benar-benar matang. Kalau dipaksakan tanggal 12 bulan ini kami pikir persiapannya belum solid," kata anggota Tim Pembentukan Pasar Timah Indonesia Rudy Irawan ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Syahrul R Sempurnajaya secara terpisah juga mengatakan pengunduran pembukaan perdagangan ke tanggal 1 Februari 2012 dilakukan untuk mengoptimalkan persiapan pelaksanaan transaksi kontrak fisik timah batangan di Pasar Timah Indonesia.

"Pengunduran bukan karena hal apa-apa. Kami tidak mau barang yang diperdagangkan jatuh ke perantara tapi langsung ke pengguna seperti Toyota dan Mitsubishi. Kami ingin transaksi itu benar-benar menggambarkan perdagangan secara fisik, bukan seremoni saja," jelas Syahrul.

Ia menambahkan sekarang sudah ada beberapa produsen dan pembeli yang berkomitmen berpartisipasi dalam perdagangan timah di Pasar Timah Indonesia yang rencananya diberi nama Inatin.

Namun Syahrul tidak menyebutkan secara rinci nama-nama calon penjual dan pembeli yang akan berpartisipasi dalam perdagangan timah di Inatin. Dia hanya menyebut PT Timah sebagai salah satu calon penjual.

Sementara menurut Rudy, target perdagangan timah di Inatin nanti paling tidak diikuti oleh 23 pembeli termasuk diantaranya Mistubishi.

"Kalau produsen yang jelas akan berpartisipasi PT Timah. Kami juga mengimbau `smelter` swasta ikut, tapi itu kan tidak mudah karena ada standar yang harus dipenuhi," katanya.

Harapannya setelah ada pasar timah Indonesia, harga yang terbentuk di pasar dalam negeri bisa menjadi salah satu acuan harga dalam perdagangan timah internasional.

Sebagian pelaku usaha timah dalam negeri menginginkan, sebagai negara pengekspor timah terbesar di dunia sudah seharusnya Indonesia mempunyai pasar timah sendiri dan menjadi acuan harga komoditas tersebut.

Menurut data Kementerian Perdagangan, ekspor timah batangan sepanjang tahun 2011 mencapai 96.019,76 ton atau naik tiga persen lebih dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat hanya 92.486,68 ton.

Indonesia mengekspor komoditas tersebut ke berbagai negara termasuk Singapura, Malaysia, Jepang, Belanda, China, Korea, Taiwan, India, AS, Turki, Pakistan, Hongkong, Spanyol, Australia dan Filipina.

Namun selama ini perdagangan timah dunia utamanya dilakukan dengan mengacu pada harga yang terbentuk di London Metal Exchange (LME).

(M035)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012