... London sangat marah... "
Yerusalem (ANTARA News) - Inggris dan Perancis tengah mempertimbangkan memanggil duta besar Israel sebagai reaksi dari rencana negara Yahudi itu membangun rumah baru bagi pemukim di daerah sangat bermasalah di Tepi Barat. 

Surat kabar terkemuka Israel, Haaretz, Senin, menyatakan, keputusan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membangun 3.000 rumah di Yerusalem timur dan Tepi Barat muncul Jumat lalu. Netanyahu memutuskan itu sebagai pembalasan atas kemenangan Palestina mendapat kedudukan negara bukan anggota PBB sehari sebelumnya.

Keputusan membangun di daerah kunci Yerusalem timur, disebut E1, memicu badai kecaman diplomatik dari Washington dan Brussels serta PBB. Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, Minggu kemarin memperingatkan langkah Israel itu sebagai "pukulan hampir mematikan" untuk peluang penyelesaian kemelut tersebut.

Pada Senin, Haaretz melaporkan, Inggris dan Perancis mempertimbangkan memanggil duta besar mereka untuk berembuk atas rencana membangun di kawasan E1 itu, yang surat kabar itu katakan mereka anggap "garis merah".

"Kali ini tidak akan hanya kutukan, akan ada tindakan nyata terhadap Israel," kata diplomat kawakan Eropa kepada koran itu, yang juga mengutip ucapan diplomat lain, "London sangat marah terhadap keputusan E1 itu."

Kedua negara pendiri NATO itu juga telah memberitahu Washington.

E1 adalah daerah sangat bermasalah di Tepi Barat, yang membentang dari ujung timur Yerusalem timur -yang dicaplok- sampai permukiman Maaleh Adumim.

(B002/M016)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2012