Pontianak (ANTARA News) - Ribuan warga Tionghoa Kota Pontianak, baik tua maupun muda, antusias mendatangi klenteng-klenteng, guna melakukan sembahyang menyambut Imlek atau Tahun Baru China 2564, walau hujan lebat melanda kota itu.

Sembahyang warga Tionghoa ke klenteng tersebut guna memohon dewa pembawa rezeki "Thian Thi Kong" atau "Giok Hong Sang Tie" untuk kehidupan, kesehatan, kebaikan dan rezeki yang telah diberikannya selama satu tahun yang telah dilalui dan akan datang.

"Kami datang ke klenteng guna memohon agar diberi kemudahan rezeki," kata A Nam salah seorang pengunjung di Klenteng Vihara Paticca Samuppada Pontianak, Sabtu malam.

A Nam berharap, ia dan sanak-keluarganya diberikan kemudahan mendapatkan rezeki di tahun akan datang.

"Mudah-mudahan tahun 2013 yang bertepatan dengan tahun "ular" penanggalan China bisa memudahkan nasib, karir, jodoh, kesehatan, rezeki, keuangan untuk anak-anak dan keluarga besar saya," katanya.

Sementara itu, asap mengepul dari hio yang dibakar setiap pengunjung klenteng menjadi pemandangan tersendiri di setiap klenteng yang ada di Pontianak dan sekitarnya.

Pengurus Klenteng Paticca Samuppada Cho Hang Cuan mengatakan, warga Tionghoa mulai mendatangi klentengnya sejak hari mulai gelap, untuk memohon kepada dewa pembawa rezeki agar diberikan kemudahan dalam memperoleh rezeki di tahun depan.

"Meskipun hujan cukup derah di awal malam ini, warga tetap antusias datang untuk sembahyang, tetapi baru ramai sekitar pukul 21.30 WIB atau setelah hujan lebat selesai mengguyur Kota Pontianak," ungkapnya.

Tradisi sembahyang menyambut Imlek sudah dilakukan sejak dahulu, sehingga sudah membudaya di kalangan warga Tionghoa yang akan merayakan Imlek.

Sekitar 45 klenteng yang terletak di seluruh penjuru Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya, dipadati oleh warga Tionghoa yang ingin melaksanakan sembahyang menyambut Imlek 2564.

Minggu besok (10/2) mulai pukul 05.00 WIB warga Tionghoa kembali melaksanakan sembahyang di klenteng guna menyambut Imlek, kata Cho Hang Cuan.

Selain mendatangi klenteng untuk sembahyang, warga Tionghoa juga merayakan Imlek dengan membunyikan mercon dan kembang api yang terdengar bersahut-sahutan di berbagai penjuru Kota Pontianak sejak pukul 18:30 WIB, dengan kepercayaan dapat mengusir roh jahat yang bisa membahayakan keselamtan mereka.

Dari pantauan Antara, meskipun Kota Pontianak sempat diguyur hujan cukup lebat, tetapi masih terjadi kemacetan di Jalan Gajah Mada dan Tanjungpura, atau kawasan pecinaan, ribuan warga tumpah ruah di jalan untuk menyaksikan pesta kembang api dalam menyambut Imlek.

Sementara itu, Ketua Panitia Ca Go Meh 2013 Buyung Bunardi berharap warga Tionghoa di kota itu dalam merayakan Imlek dilaksanakan dengan kesederhanaan.

"Sederhana bukan berarti mengurangi makna dalam merayakan pergantian musim dingin ke musim semi seperti yang dilakukan oleh leluhur kami sejak ribuan tahun lalu di Tiongkok," katanya.

Ia mengajak, warga Tionghoa dan masyarakat lainnya di Kota Pontianak untuk memulai hidup baru dengan penuh kebahagiaan atau disebut Gong Chi Fat Chai.

Kepolisian Daerah Kalbar dalam pengamanan Imlek dan Cap Go Meh memfokuskan pengamanan di dua kota, yakni di Kota Pontianak dan Singkawang, dengan sandi Operasi Liong Kapuas 2013, yang dimulai selama 17 hari, yakni mulai tanggal 9--26 Februari 2013.

Polda Kalbar menurunkan sebanyak 1.000 personel yang terlibat langsung dalam Operasi Liong Kapuas 2013, dan dibantu masing-masing satu Kompi dari Kodam XII Tanjupura, TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Laut.
(A057/Z004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013