Jakarta (ANTARA News) - Kalau punya calon mertua galak bukan main, tentu tantangan melamar kekasih menjadi lebih berat lagi.

Itulah yang dirasakan oleh Rendi (Adipati Dolken), ketika ingin melamar Windi (Yuki Kato) dalam film Operation Wedding. Boro-boro ingin melamar, ketika waktu kunjung pacar saja susahnya minta ampun.

Rendi harus main petak umpet dengan Kardi (Bucek) si ayah galak, agar bisa bertemu kekasihnya. Mahasiswa kedokteran tingkat akhir itu, bahkan sempat diteriaki maling oleh Kardi dan ditodong senjata.

Biarpun harus melakukan perjuangan habis-habisan memacari Windi, tapi Rendi tidak menyerah. Beruntung sang kekasih hati juga membantu usahanya melunakkan ayah.

Perempuan tomboy itu merayu ayahnya, berharap diberikan restu untuk menikah. Akhirnya Kardi membuat keputusan bahwa Windi boleh dilamar, tapi dengan sarat ketiga kakak perempuannya harus menikah terlebih dulu.

Ternyata ketiga kakak Windi belum punya rencana menikah, alasannya pacar-pacar mereka takut dengan calon mertua. Disitulah mulai dibuat rencana Operation Wedding untuk ketiga kakaknya.

Windi berusaha agar ketiga kakaknya tersebut bisa menikah, dengan berbagai cara. Pokoknya tujuan akhirnya adalah dalam waktu singkat empat bersaudara itu bisa menuju ke pelaminan.

Paket lengkap Operation Wedding
Film yang disutradarai oleh Monty Tiwa itu, sebenarnya punya paket lengkap. Mulai dari drama, komedi, sampai ketegangan semua ditawarkan kepada para penonton.

Drama tergambar dari cara Kardi sebagai orang tua tunggal bercengkrama dengan empat anaknya. Pensiunan tentara itu memang terlihat galak, tapi di dalam hatinya terdapat rasa kasih sayang yang luar biasa pada putri-putrinya.

Apalagi terselip juga kata-kata menyentuh hati, dalam beberapa adegan ayah dengan anak tersebut. Salah satunya yaitu ketika Kardi minta maaf karena belum bisa menjadi ayah yang baik bagi keempat anaknya.

"Klo jadi perwira (tentara) yang baik ada sekolahnya, tapi kalau jadi ayah yang baik tidak ada sekolahnya," ucap Kardi dengan menyesal.

Lalu drama juga tercipta dalam kisah persaudaraan empat perempuan. Windi sebagai anak paling muda, kerap tidak disukai oleh kakak-kakaknya. Pasalnya Windi selalu jadi kesayangan ayah, jika dibandingkan dengan yang lain.

Lewat kisah kehidupan keluarga sehari-hari itulah, terbentuk suasana yang cukup apik untuk ditonton. Hanya saja tidak sepanjang adegan, drama tersebut berlangsung.

Komedi "kasar" dan pengambilan gambar "nakal"
Selipan komedi pun, tak jarang menghiasi kehidupan ayah dan empat anaknya itu. Terutama hal tersebut dibangun oleh karakter Kardi yang sangat fanatik akan dunia militer.

Mulai dari harus hormat setiap putri-putrinya berpamitan, sampai selalu membunyikan peluit ketika ingin memulai atau mengakhiri sesuatu.

Sayangnya komedi yang ingin dibangun oleh film produksi Starvision tersebut terlalu berlebihan. Pasalnya dalam keseharian keluarga dari latar belakang militer, kemungkinannya kecil untuk sampai berlaku seperti itu.

Beberapa pelawak juga hadir menjadi artis pendukung di sana. Mulai dari Desta, Joe P Project, sampai Mongol (Stand Up Comedy) menjadikan suasana menonton film jadi cair.

Dari segi pengambilan gambar, film ini sedikit "nakal". Terkadang kamera di beberapa adegan sengaja memperlihatkan bagian-bagian tubuh tertentu para pemain perempuan sehingga terkesan agak porno. Misalnya saat kakak perempuan Windi sedang berganti pakaian, perutnya diperlihatkan.

Sebenarnya pengambilan gambar tersebut tidak perlu karena dalam hal cerita, film yang berdurasi 2 jam itu cukup kuat dan menarik untuk ditonton.

Pengambilan gambar sedikit porno justru mengurangi kenikmatan menonton layar lebar tersebut.

(lod)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013