Kami berharap pemerintah segera mengambil tindakan tegas. Jika seperti ini terus-terusan kami bisa kehilangan pekerjaan,"
Magetan (ANTARA News) - Sejumlah awak angkutan umum berbagai jurusan di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mulai sulit beroperasi akibat kebijakan pembatasan penjualan solar bersubsidi.

Salah satu sopir angkutan umum di Terminal Magetan, Jiman mengatakan, kesulitan beroperasi tersebut sudah terjadi sejak tiga pekan terakhir.

"Kami rugi karena waktu trayek kami habis untuk antre solar. Malahan beberapa hari ini tidak beroperasi karena solar sulit didapatkan," ujar Jiman kepada wartawan, Jumat.

Menurutnya, kalaupun dapat solar, pembeliannya dibatasi oleh pihak SPBU. Sekali beli dibatasi hanya Rp50 ribu hingga Rp100 ribu. Solar sebanyak itu hanya cukup untuk dua hari beroperasi.

"Setelah itu tidak jalan karena tidak ada bahan bakar. Kalau antre di SPBU juga percuma karena pasokan dari Pertamina belum datang, jadinya serba susah," ungkap dia.

Keadaan ini masih diperparah lagi dengan jumlah setoran ke pemilik kendaraan yang tetap. Sehingga, para awak angkutan umum semakin merugi karena tidak mendapat pemasukan.

"Kami berharap pemerintah segera mengambil tindakan tegas. Jika seperti ini terus-terusan kami bisa kehilangan pekerjaan," kata sopir angkutan lainnya, Suparji.

Ia menilai, batasan pembelian solar harus jelas untuk siapa. Apakah untuk semua kalangan, angkutan umum, petani, ataupun nelayan. Namun semestinya, kebutuhan bagi angkutan umum dan petani harus diperhatikan.

"Kalaupun harganya harus naik, segera naikkan. Jangan terus keberadaannya di pasaran dibuat langka dan menghilang. Terus terang keadaan ini mempersulit ekonomi masyarakat," ucapnya.

Sementara, berdasarkan data Pertamina, kuota solar bersubsidi tahun ini dipastikan berkurang dari tahun sebelumnya akibat menyesuaikan kuota BBM subsidi yang telah ditetapkan dalam APBN 2013. Untuk wilayah Jawa Timur, kuota solar bersubsidi tahun 2013 hanya sebesar 1,91 juta Kilo Liter (KL). Jumlah tersebut lebih rendah dari realisasi tahun 2012 sebesar 2,08 juta KL.

Demikian juga, sesuai penugasan pemerintah, kuota solar bersubsidi yang menjadi tanggung jawab Pertamina tahun ini lebih rendah 8,3 persen dibandingkan dengan realisasi penyaluran tahun lalu. Secara nasional, kuota solar bersubsidi tahun 2012 sebesar 15,56 juta KL, turun menjadi 14,28 juta KL pada tahun 2013. (KR-SAS/C004)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013