Padang (ANTARA News) - Penulis buku Politik Huru Hara Mei 1998 Fadli Zon menyebut Dana Moneter Internasional (IMF) andil dalam mempercepat kejatuhan rezim Orde Baru pimpinan Presiden Soeharto pada Mei 1998.

Sejumlah kebijakan yang direkomendasikan IMF untuk mengatasi krisis moneter saat itu bukan memperbaiki keadaan, malah kian memburukkan krisis ekonomi, politik dan sosial yang berujung pengunduran diri Soeharto, kata Fadli pada bedah buku itu di Padang, Selasa.

Fadli menilai perlakuan IMF kepada Indonesia ini berbeda dari kebijakan yang diterapkannya kepada Thailand dan Korea Selatan yang sama-sama ditimpa krisis moneter.

"Bahkan Managing Director IMF Michel Camdessus dalam pidatonya menyampaikan 'kami menciptakan siatuasi yang memaksa Presiden Soeharto meninggalkan pekerjaanya," kata dia.

Dia menilai obat IMF itu bukan mengobati, justru membuat semakin sakit dan krisis semakin parah. IMF akhirnya meminta maaf atas hal tersebut.

Ia menyebutkan, langkah IMF tidak tepat menyelesaikan krisis moneter sehingga Indonesia tidak berhasil keluar cepat dari krisis tersebut.

Diantara langkah IMF itu adalah privatisasi BUMN yang jelas bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945, liberalisasi pasar yang merugikan masyarakat kecil, dan pencabutan subisidi BBM yang menjadi salah satu pemicu kerusuhan di Solo dan Yogyakarta.

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013