Bogota (ANTARA News) - Komite Palang Merah Internasional pada hari Sabtu mengatakan telah melakukan kontak di Kolombia dengan para gerilyawan haluan kiri yang mengatakan bersedia membebaskan seorang bekas tentara Amerika Serikat yang mereka tangkap.

Duta besar AS Michael McKinley mengatakan bahwa warga negara AS yang ditawan gerilyawan itu, Kevin Scott Sutay, tidak ada hubungannya dengan misi militer AS di Kolombia dan sedang berada di negara tersebut sebagai turis.

"Kami menuntut agar mereka membebaskannya sesegera mungkin," kata McKinley kepada para wartawan.

Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) mengatakan hari Jumat kelompoknya menangkap Sutay pada 20 Juni lalu di wilayah selatan Guaviare.

FARC menawarkan pembebasan Sutay sebagai itikad baik menuju perundingan damai yang sedang berlangsung di Havana antara kelompok gerilyawan dan pemerintah.

"Kami telah melakukan kontak dengan pihak-pihak terkait," kata seorang juru bicara ICRC kepada AFP.

"ICRC siap memberikan bantuan untuk memfasilitasi pembebasan ini," katanya.

FARC mengatakan warga Amerika Serikat yang mereka sekap itu pernah bertugas di Angkatan Darat AS dari 17 November 2009 hingga 22 Maret 2013, termasuk di Afghanistan pada tahun 2010 hingga 2011.

Namun demikian, McKinley mengatakan Sutay adalah seorang anggota marinir AS yang sudah pensiun dan sedang berada di Kolombia sebagai wisatawan.

"Ia tidak ada hubungannya dengan misi milier, tidak ada hubungannya dengan konflik bersenjata," kata McKinley.

Menteri Pertahanan Kolombia Juan Carlos Pinzon juga menganggap Sutay sebagai warga negara biasa.

"Menurut informasi yang kami peroleh, ia adalah seorang warga negara Amerika yang datang ke negara ini dan bahkan diperingatkan oleh kepolisian agar tidak memasuki wilayah-wilayah tertentu," ujarnya.

FARC "telah berjanji untuk tidak melakukan penculikan, dan mereka (ternyata) menculik seorang warga negara biasa," katanya.

Ia menyebut penculikan itu sebagai hal yang tidak masuk akal serta tanda-tanda bahwa para pemberontak hanya memberikan janji-janji "palsu".

Sebelum memulai pembicaraan damai tahun lalu, FARC berjanji untuk mengakhiri penculikan warga sipil dengan maksud mendapat tebusan dan pada April 2012 kelompok itu membebaskan 10 tentara dan polisi terakhir yang mereka tawan.

FARC merupakan kelompok pemberontak terbesar di Kolombia. Kelompok itu diperkirakan memiliki 8.000 petempur dan telah menyandera lusinan tentara, polisi serta politisi dalam masa pemberontakan yang berlangsung hampir 50 tahun.

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013