Jakarta (ANTARA News) - Razia cabut katup pentil ban yang dilakukan Dinas Perhubungan DKI Jakarta di sepanjang jalan Raden Fatah membawa berkah bagi tukang tambal ban di sekitar lokasi.

Dua penyedia jasa tambal ban yang mangkal di samping Universitas Al Azhar dan Kementerian Pekerjaan Umum, Triono dan Kartubi, Senin, mengaku pendapatan mereka naik tiga sampai empat kali lipat jika ada razia pentil.

"Ya lumayan banget, tiga sampai empat kali lipat lah dari hari biasa," kata Triono.

Triono menjelaskan, ia hanya melayani sekitar 15 sampai 20 kendaraan dalam sehari pada hari biasa. Uang yang didapatkan dari jasa tambal ban dan pompa itu sekitar Rp200.000.

Ongkos yang ditetapkan bervariasi tergantung jenis kendaraan dan jasa yang digunakan, ujarnya.

Untuk sepeda motor, Triono mematok harga Rp3.000 sampai Rp10.000. Sementara untuk kendaraan roda empat dipatok seharga Rp15.000 hingga Rp25.000.

"Kalau motor biasa Rp3.000, motor besar dan tubeless Rp8.000 sampai Rp10.000, kalau mobil minta angin sama pentil Rp15.000, kalau minta copot dan pasang jadi Rp25.000, kan pentilnya mahal," jelas Triono.

Saat dilakukan razia cabut katup pentil ban, dalam satu jam ia sudah melayani 15 kendaraan yang mayoritas adalah sepeda motor.

"Nanti ramainya kalau pas jam pulang (kantor), pada repot minta pompa," ujar Triono.

Sementara, Kartubi mengakui bahwa razia katup pentil ini membawa berkah.

"Engga etis ya kalau kita bersyukur dari kesialan mereka (korban razia cabut katup pentil), tapi ya kita engga nyebar paku, kita dagang angin, anggap aja berkah," kata Kartubi.


Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013