Kami sudah banyak berusaha agar para karyawan terdaftar di DPT, tapi lagi-lagi, jauhnya permukiman ke TPS menjadi persoalan
Palangka Raya (ANTARA News) - Calon legislatif DPRD Kalimantan Tengah Lina Ningsih menemukan ratusan bahkan ribuan karyawan perusahaan besar swasta (PBS) di wilayah setempat tidak masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu Legislatif 2014.

Data tersebut ditemukan saat berkampanye ke Daerah Pemilihan III DPRD Kalteng yang meliputi Kabupaten Kotawaringin Barat dan Lamandau maupun Sukamara, kata caleg dari Partai Demokrat itu di Palangka Raya itu, Jumat.

"Catatan saya saja, ada satu PBS yang karyawannya tidak masuk DPT mencapai 1.300 dan ada juga 300-an. Tidak terdaftarnya karyawan itu karena mereka belum memiliki kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP)," tambah Lina.

Berdasarkan temuan caleg perempuan DPRD Kalteng itu, belum masuknya ratusan bahkan ribuan karyawan PBS itu disebabkan jauhnya jarak pemukiman dengan Dinas Catatan Sipil setempat.

Mantan dosen STIE Pangkalan Bun itu mengatakan karyawan menjadi enggan mengurus e-KTP karena dana yang dikeluarkan untuk transportasi dari permukimannya ke Dinas terkait mencapai ratusan bahkan jutaan rupiah.

"Saya berharap permasalahan itu tidak hanya menjadi perhatian Disdukcapil tapi juga Dinas Tenaga Kerja maupun perusahaan untuk membantu karyawan mengurus e-KTP agar terdaftar di DPT," kata Lina.

Anggota DPRD Kalteng itu juga mengharapkan agar PBS setempat memfasilitasi karyawannya yang terdaftar di DPT menyediakan transportasi menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Sekretaris Badan Legislasi (Balegda) DPRD Kalteng itu mengatakan keluhan para karyawan PBS yang terdaftar di DPT juga kesulitan memberikan suaranya karena TPS sangat jauh dari permukiman mereka.

"Kami sudah banyak berusaha agar para karyawan terdaftar di DPT, tapi lagi-lagi, jauhnya permukiman ke TPS menjadi persoalan. PBS harus ikut mensukseskan Pemilu Legislatif tahun 2014 dengan menyediakan transportasi saat pemungutan suara 9 April 2014," demikian Lina.

Pewarta: Jaya Wirawana Manurung
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014