Depok (ANTARA News) - Universitas Indonesia (UI) menggelar Kontes Kapal Cepat tak Berawak Nasional (KKCTBN) 2014 yang dilaksanakan 5--6 November 2014 di Danau Kenanga UI, kampus Depok.

"Kontes ini diikuti oleh 31 tim dari 22 perguruan tinggi di Indonesia yang telah lulus tahap seleksi yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 yang lalu," kata Kepala Kantor Komunikasi UI Farida Haryoko di Depok, Rabu.

Pada kategori kapal autonomous, para peserta akan menampilkan inovasi kapal yang dilengkapi dengan sensor sebagai kendali kapal. Lebih lanjut pada kategori kapal remote control, kapal akan menggunakan baterai sebagai sumber tenaga penggerak.

Pada kategori kapal fuel engine peserta akan ditantang untuk menciptakan kapal dengan mesin berbahan bakar cair sebagai tenaga penggerak. Adapun rangkaian kontes yang dilaksanakan sepanjang dua hari meliputi penguasaan medan atau lintasan yang dilalui oleh kapal, penilaian kecepatan dan manuver serta penilaian desain kapal.

Sebelumnya UI juga meluncurkan Kapal Pendidikan dan Riset Triwitono karya dosen Program Studi Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UI (FTUI) Ir Hadi Tresno Wibowo MT yang menerapkan inovasi lambung kapal pelat datar.

"Peluncuran kapal pendidikan dan riset ini bsia dijadikan momentum kebangkitan maritim Indonesia," kata Pejabat Rektor UI Bambang Wibawarta.

Ia mengatakan keberdaan kapal berpenumpang 30 orang tersebut nantinya akan bekerjasama dengan industri dan juga pemerintah daerah yang membutuhkan kapal tersebut. "Kita juga ingin kapal tersebut bisa dimanfaatkan oleh para nelayan," katanya.

Gagasan awal pembuatan kapal ini berangkat dari kepedulian Ir Hadi Tresno Wibowo MT terhadap nasib nelayan tradisional Indonesia yang setia melayari pelosok Nusantara.

Hadi berkeinginan membuat suatu terobosan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang hidup di pulau atau pesisir yang kerap diperhadapkan pada masalah sulitnya aksesibilitas sehingga harga-harga kebutuhan masyarakat menjadi mahal.

Bambang mengatakan saat ini, transportasi di pulau-pulau di Indonesia masih minim. Akses transportasi yang sulit seringkali membuat warga di kepulauan tidak dapat menjangkau berbagai komoditas.

Oleh karena itu, ia berharap dengan hadirnya kapal pelat datar rancangannya ini mampu mengatasi masalah di bidang pelayaran rakyat dan memicu perkembangan pulau-pulau.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014