Denpasar (ANTARA News) - Tidak kurang dari 17 daerah di Indonesia rawan terhadap bencana alam dan masyarakat di wilayah tersebut perlu memiliki kesiap-siagaan menghadapi bencana guna menekan sekecil mungkin kerugian yang timbul. Kantor Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) segera akan memberikan simulasi tentang kesiapan masyarakat menghadapi bencana alam gempa dan tsunami, utamanya pada 17 daerah yang rawan tersebut, kata Fidel Bustani, bagian edukasi dan publik LIPI, di Kuta, Bali, Rabu. Di sela-sela pembukaan pameran Siaga Bencana Nasional (SBN) II yang melibatkan 150 peserta, ia mengatakan, simulasi tersebut akan lebih diintensifkan dalam tahun 2007 di daerah-daerah yang tertolong rawan bencana di Indonesia. Simulasi diperuntukkan pada sasaran anak-anak sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Ke-17 daerah-daerah yang rawan bencana alam tersebut antara lain Lampung, Bengkulu, Banyuwangi, Maumere, Flores dan Biak. Para relawan bencana akan memberikan simulasi lewat pelajar dan siswa di berbagai sekolah daerah itu. Upaya itu untuk mendidik kesiap-siagaan masyarakat, khususnya kalangan generasi muda dalam menghadapi bencana. Indonesia telah memiliki sekitar 55 relawan bencana yang aktif melakukan pelatihan kesiagaan dalam menghadapi bencana. Fidel Bustani menjelaskan, awalnya para relawan yang melakukan simulasi kepada pelajar, dan untuk seterusnya secara bergulir mereka dapat melakukan secara mandiri dengan melibatkan masyarakat sekitarnya. "Seperti beberapa siswa yang berhasil dididik di Sumatera Barat, telah dapat melakukan simulasi secara mandiri dengan melibatkan 10.000 peserta," ujar Fidel Bustani sambil memperlihatkan SMS yang diterimanya dari seorang siswa yang kini jadi relawan di Sumatera Barat. Dalam kaitan simulasi menghadapi bencana gempa dan tsunami di Pantai Sanur sekaligus pameran Siaga Bencana Nasional (SBN) II, para relawan juga memberikan latihan simulasi ke SD dan SMP. Tidak kurang dari 20 sekolah dengan 15.000 pelajar di Kabupaten Badung sempat dilatih kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Pengetahuan dan keterampilan kesiapa-siagaan yang diperoleh siswa tersebut, diharapkan terus bergulir sehingga masyarakat betul-betul memiliki kesiapan dalam menghadapi bencana alam, kata Fidel Bustani berharap.(*)

Copyright © ANTARA 2006