Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Otomotif Nasional, Wisnu Guntoro, mengatakan untuk mengembangkan Industri otomotif nasional harus dimulai dengan memproduksi mesin dan kendaraan niaga untuk masyarakat pedesaan atau pinggiran.

"Coba ciptakan mobil niaga untuk kebutuhan di desa. Kendaraan model itu dianggap taktis untuk kebutuhan dan tidak perlu teknologi yang canggih," kata kata Wisnu Guntoro dalam diskusi "Menakar Janji Manis Industri Otomotif" yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Otomotif (Forwot) di Jakarta, Rabu.

Ia berpendapat masyarakat pedesaan tidak membutuhkan teknologi yang canggih karena mereka akan kesulitan jika kendaraannya mogok.

"Mereka ekonominya terbatas, kalau mesinnya canggih maka akan kerepotan jika mogok. Mereka hanya perlu kendaraan bertenaga dan bisa bergerak", imbuhnya.

Setelah berhasil mengembangkan kendaraan niaga, kata dia, pemerintah baru bisa mengembangkan mobil nasional.

Untuk menuju ke mobil nasional, Wisnu meminta pemerintah harus serius membangun laboratorium untuk menciptakan sketsa produk yang akan dibuat.

"Kemudian buatlah laboratorium desain sketsa. Itu saja bisa tahunan prosesnya. Jika desainnya sama persis, maka akan berhadapan dengan hak paten," kata pemimpin redaksi media otomotif Dapur Pacu itu.

Wisnu menyarankan pemerintah Indonesia harus giat membangun sikap cinta produk sendiri jika ingin memulai proyek mobil nasional seperti yang dilakukan Tiongkok dan India.

Selain itu, pemerintah juga harus melindungi industri yang sudah ada sebagai pemasok utama produk otomotif di Indonesia, seperti industri baja.

"Negara dengan industri otomotif yang kuat menggunakan baja dalam negeri, seperti Hyundai Korea dan Tata Motors di India. Indonesia punya Krakatau Stell tapi tidak di maksimalkan," kata Wisnu Guntoro.
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015