Ibadah haji merupakan puncak peribadatan seorang muslim/muslimah sebagai pelaksanaan rukun Islam yang ke lima.

Umat Islam di Indonesia sangat antusias untuk menjalankan Ibadah ini dari tahun ke tahun yang jumlahnya makin meningkat ini terlihat dari semakin bertambahnya waiting list untuk melaksanakan ibadah haji, di mana bagi yang mendaftar tahun ini baru beberapa tahun kemudian dapat menjalankan ibadah Haji. 

Hal ini karena ada pembatasan jumlah calon jamaah haji setiap tahunnya.

Rangkaian persiapan penyelenggaraan ibadah haji telah dilaksanakan oleh pemerintah sehingga pada saat pelaksanaannya nanti diharapkan berjalan lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada pelaksanaan haji tahun 1436H/2015 Masehi ini, jamaah calon haji Indonesia berjumlah 168.800 orang .

Jamaah calon Haji tersebut di damping oleh  306 tenaga kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH).

Tenaga kesehatan tersebut dibagi berdasarkan daerah kerja, yaitu daerah kerja Jeddah (55 orang), Mekah (171 orang), dan Madinah (80 orang).‬

Tenaga kesehatan tersebut terdiri dari dokter, perawat, sampai ahli gizi yang akan memastikan kondisi kesehatan jamaah calon haji asal Indonesia  tetap baik selama menjalani ibadah haji.

Kementerian Kesehatan telah menyediakan Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Jeddah-Makkah-Madinah dengan fasilitas Instalasi Gawat Darurat dan High Care Unit (HCU), sebagai garda pertama penanggulangan masalah kesehatan jamaah haji.

Permasalahan kesehatan yang dialami jemaah calon haji asal Indonesia tahun ini, akan semakin kompleks karena rata-rata jemaah calon haji  asal Indonesia telah berusia lanjut sehingga rentan terkena penyakit atau kambuhnya penyakit yang telah diderita sejak di Indonesia.

Di samping itu jamaah calon haji akan menghadapi ujian berat di musim haji kali ini karena Tanah Suci diperkirakan akan dilanda cuaca yang sangat panas, melebihi 45 derajat celsius. Jamaah haji yang terpapar dengan cuaca panas yang ekstrim di Arab Saudi dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang diakibatkan oleh terjadinya dehidrasi atau kekurangan cairan yang dapat menimbulkan heat stroke. Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan Nila Moeloek di Jakarta, (7/8).

"Suhu di sana sudah di atas 45 derajat celcius, harus hati-hati dengan heat stroke. Jadi memang perlu lebih banyak minum air agar tidak dehidrasi."

Heat stroke terjadi akibat tubuh mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.

Keluhan yang akan dirasakan mulai dari lemas, pusing, maracau, denyut nadi cepat dan kuat, kulit kering dan kemerahan, koordinasi otot yang menurun, sampai hilangnya kesadaran. Pemerintah juga telah mengingatkan calon jemaah haji agar mewaspadai risiko ini dengan menjaga tubuh agar tetap terhidrasi.

Selain itu Menteri Kesehatan mengungkapkan, pihak Kementerian Kesehatan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk memastikan kebutuhan air minum jemaah calon haji asal Indonesia dapat tercukupi.

Selain itu antisipasi dari jamaah calon haji sendiri ialah dengan penyiapan kesehatan jemaah calon melalui: aklimatisasi, peningkatan kebugaran, kecukupan asupan gizi (termasuk air).

Selain itu Menkes juga mengingatkan penularan virus korona yang menjadi penyebab MERS-CoV, yang juga harus terus diantisipasi.

Apalagi nantinya jutaan jemaah haji dari seluruh dunia akan berkumpul di sana.

Menkes juga berharap agar jamaah calon haji selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat termasuk kebiasaan mencuci tangan pakai sabun atau disinfektan.

"Kalau berada di kerumunan banyak orang, sebaiknya gunakan masker karena bisa saja salah satu dari mereka menularkan virus korona. Jadi perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan diri ini sangat penting, seperti dengan sering-sering mencuci tangan pakai sabun atau desinfektan," lanjut Menkes.

Kewaspadaan terhadap MERS-Cov ini penting mengingat kasus-kasus MERS-Cov masih rawan terjadi di Tanah Suci seperti dilaporkan Balitbangkes Kemkes RI kasus MERS-Cov kembali terjadi di mana  pada 17 Agustus kemarin Pemerintah Arab Saudi kembali melaporkan tambahan sembilan kasus baru MERS-CoV.

Dalam tiga hari terakhir, ada tambahan 14 kasus dan empat kematian akibat The Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV).
Berita dan Info kesehatan lebih lanjut dapat dilihat di laman http://www.depkes.go.id dan http://www.sehatnegeriku.com.[*]



Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2015