Jakarta (ANTARA News) - Inayah Wahid belajar bahasa  Jawa logat Banyumasan dari teman-temannya, termasuk asisten rumah tangga, demi memerankan Wagiyem di monolog "#3Perempuanku, Bukan Bunga Bukan Lelaki".

"Pokoknya semua orang Tegal yang saya kenal, saya kumpulin, berguru langsung dengan mereka," kata Inayah yang ditemui usai pementasan monolog "#3Perempuanku, Bukan Bunga Bukan Lelaki" di Taman Ismail Marzuki, Jumat (25/6) malam.

Berkat perannya itu, putri bungsu mendiang Abdurrahman Wahid ini mengetahui bermacam ragam logat yang kerap disebut "ngapak" tersebut.

"Awalnya saya bingung dan kesulitan," kata Inayah.

Inayah memainkan Wagiyem, buruh cuci yang ditinggal pergi suaminya yang menjadi pejabat di Jakarta.

Bermain dalam lakon monolog merupakan pengalaman pertamanya, ia sebelumnya lebih banyak terlibat dalam pertunjukan teater.

Ia harus menghapal teks yang sangat panjang dan membawakannya sendiri sehingga cukup sulit baginya bila ada bagian yang terlupa.

Lulusan Universitas Indonesia ini tidak begitu kesulitan menggali karakter Wagiyem karena melihat cukup banyak kasus seperti itu yang ditangani oleh sang ibu.

"Saya sering melihat mereka dan menarik lagi apa yang pernah mereka ceritakan."

Monolog "#3Perempuanku, Bukan Bunga Bukan Lelaki" yang disutradarai Rangga Riantiarno dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, TIM, 26 September.


Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015