Jakarta (ANTARA News) - Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka menginginkan generasi muda dapat merefleksikan makna Pancasila sebagai ideologi negara dalam kegiatan positif yang mereka senangi, salah satunya menjadi anggota Pramuka.

"Generasi perhatian pramuka yang lahir pada tahun 2000an adalah generasi cyber yang menghabiskan 24 jam waktu mereka di dunia maya. Generasi ini sudah jauh dari akar sejarah kita," kata Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault pada malam peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu malam.

Adhy mengatakan pemuda harus merefleksikan Pancasila dalam bentuk gaya yang disenangi, seperti Pramuka dengan konsep asik, keren dan gembira.

Selain itu, Dasa Dharma yang menjadi pedoman Pramuka lahir dari Pancasila yang dapat memersatukan bangsa.

Hal itu dapat dilihat dari keutuhan anggota Pramuka dari Sabang sampai Merauke yang dengan bangga menggunakan kacu merah putih di dada mereka.

Oleh karenanya, nilai Pancasila yang harus direfleksikan kepada anak muda ialah pramuka menjadi kegiatan yang kembali diminati oleh generasi muda, terutama anak-anak berusia di bawah 17 tahun.

Sebagai peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober, Kwarnas pun menyelenggarakan acara bertema "Refleksi Pancasila dan Kita" di Gedung Graha Baktu Budaya, Taman Ismail Marzuki.

Pemilihan TIM sebagai tempat acara juga dirasa tepat karena merupakan pusat pembangkit rasa kebangsaan yang sangat prestisius bagi kalangan seniman, budayawan dan akademisi.

"TIM ini tempat bersejarah. Pancasila tidak melulu disampaikan lewat pidato, tetapi juga bisa lewat puisi, lagu, monolog dan bahasa foto serta yang terpenting Pancasila ada dalam perbuatan kita sehari-hari," ujar mantan Menpora tersebut.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini turut dihadiri oleh Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia Jenderal TNI (Purn.) Try Sutrisno dan diramaikan antara lain pembacaan puisi oleh aktris Olivia Zalianty, pemain senior Teater Koma Sari Sabda dan pementasan monolog Cut Nyak Dien oleh aktris teater Sha Ine Febriyanti.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015