... kejahatan seksual yang menimpa anak-anak pada 2015 berdasarkan data Komnas Perlindungan Anak mencapai 58 persen...
Lebak, Banten (ANTARA News) - Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak, KH Baidjuri, menyatakan, peran penyuluh agama harus dioptimalkan di masyarakat maupun institusi lembaga pemerintahan dan pendidikan guna mencegah kasus kejahatan seksual.

"Kami prihatin kasus kejahatan seksual yang menimpa anak-anak pada 2015 berdasarkan data Komnas Perlindungan Anak mencapai 58 persen," kata Baidjuri, saat dihubungi di Lebak, Rabu.

Penyebab tingginya kasus kekerasan dan kejahatan seksual saat ini, akibat lemahnya pemahaman agama sehingga pelaku begitu mudah melakukan perbuatan keji dan sadis hingga melakukan pembunuhan.

Kasus kejahatan seksual dan pembunuhan yang menimpa seorang putri SD dan mayatnya dalam kardus dibuang di daerah Cengkareng, Jakarta Barat.

Namun, kejahatan seksual hingga pembunuhan terungkap Kepolisian Metro Jaya DKI Jakarta dan kini diproses secara hukum.

Karena itu, pihaknya berharap peran penyuluh agama bisa dimaksimalkan untuk menyampaikan pencerahan dalam memberikan pemahaman agama agar tidak melakukan perbuatan kejahatan seksual.

Sebab, tidak tertutup kemungkinan kekerasan seksual hingga pembunuhan menjadikan trend dan hampir setiap hari diberitakan melalui media cetak maupun elektronika.

"Kami yakin dengan mengoptimalkan peran penyuluh agama dapat mencegah perbuatan kejahatan seksual," katanya.

Menurut dia, pemerintah juga terus mendorong kesejahteraan bagi masyarakat melalui peningkatan pendapatan ekonomi keluarga juga pendidikan.

Sebab permasalahan ekonomi dan pendidikan yang lemah bisa memicu terjadi kejahatan seksual.

Karena itu, pemerintah harus membuka lapangan pekerjaan agar bisa menyerap tenaga kerja padat karya juga wajib menggratiskan pendidikan.

"Saya kira jika ekonomi dan pendidikan baik tentu tidak akan melakukan hal-hal kejahatan,termasuk kekerasan pada anak," katanya.

Kepala SMAN 1 Cibadak Kabupaten Lebak Tuti Tuarsih mengatakan pihaknya kini mengoptimalkan pembelajaran karakter dengan pemahaman agama Islam, seperti siswa melaksanakan shalat berjamaah, mengaji dan wajib mengikuti kegiatan rohani.

Pengoptimalan pembelajaran karakter itu agar anak-anak tidak melakukan seks bebas, narkoba dan minum-minuman keras.

Penomena kekerasan seksual yang menyimpang terjadi saat ini akibat lemahnya pemahaman agama sehingga melakukan perbuatan keji dan sadis dan tidak mengenal dosa.

Mereka melakukan perbuatan itu karena tidak memiliki karakter yang kuat terhadap ajaran agama.

Pewarta: Mansyur
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015