Karimunjawa, Jepara (ANTARA News) - Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di wilayah itu.

"Kami mengembangkan ini karena suplai energi listrik di Karimunjawa memang sampai saat ini masih sangat terbatas," kata anggota tim Program Listrik Surya Pusat Studi Energi (PSE) UGM, Irawan Eko Prabowo di Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Minggu.

Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) itu diwujudkan dengan pemasangan 12 panel surya di beberapa area publik, seperti puskesmas, sekolah, serta tempat ibadah yang dilakukan sejak 2014.

12 Panel surya itu terdiri atas delapan solar home system (SHS) atau panel surya berskala rumahan dan empat unit lainnya digunakan untuk pompa air atau solar water pumping system (SWPS).

Dia mengatakan, wilayah Karimunjawa memiliki potensi sinar matahari yang besar hingga mencapai 4,5 jam per hari, sehingga dengan potensi itu, 12 panel surya tersebut mampu menghasilkan energi listrik rata-rata hingga 6.400 watt Peak (Wp).

"Potensi sinar matahari yang besar ini sangat mendukung untuk pengembangan PLTS," kata dia.

Menurut dia, ke depan pengembangan PLTS ini tidak hanya mampu menyuplai kebutuhan energi listrik masyarakat setempat, melainkan juga mampu mendukung sektor pariwisata di kepulauan itu.

"Ini baru proyek kami yang pertama, kami berharap bisa mengembangkan lagi, sebab daya masing-masing panel hanya mencapai 500 watt peak. Sedangkan idealnya satu panel paling tidak memiliki 1.500 watt peak," kata dia.

Ketua Jurusan Agribisnis Rumput Laut SMKN 1 Karimunjawa, Patto Prawansyah mengatakan pemasangan panel surya itu cukup membantu pekerjaan yang berkaitan dengan administrasi sekolah.

Patto mengatakan, jika sebelumnya pengerjaan administrasi sekolah baru dikerjakan malam hari, karena menunggu aliran listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Berkat pemasangan alat itu, kegiatan administratif dapat dilakukan pada siang hari.

"Sekarang hampir tidak pernah lagi lembur sampai tengah malam," kata dia.

Kendati demikian, ia berharap agar kapasitas PLTS tersebut dapat dikembangkan lagi. "Meski cukup membantu, kami harap dayanya bisa diperbesar karena saat ini baru bisa menghidupkan enam laptop dan dua printer," kata dia.

Setiap hari, masyarakat Kecamatan Karimunjawa hanya dapat memanfatkan listrik pada malam hari yang dipasok dari enam PLTD di lima desa mulai pukul 18.00 -06.00 WIB.

Seorang warga Kecamatan Karimunjawa, Asrori (63) mengatakan, pasokan listrik dari PLTD yang disediakan pemerintah sering tertunda atau dialirkan bergiliran khususnya jika banyak wisatawan yang menginap di kecamatan itu.

Sehingga sebelum mendapatkan aliran listrik dari PLTD itu, warga harus menghidupkan mesin genset secara swadaya. "Mesin genset hanya bisa menghidupkan listrik tiga rumah selama 10 jam saja dengan menghabiskan bensin empat liter," kata dia.

Oleh sebab itu, Asori berharap penyempurnaan pasokan listrik di Kepulauan Karimunjawa secara menyeluruh segera direalisasikan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. "Masalah kami dari dulu yang utama ya soal listrik," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015