Jakarta (ANTARA News) - Apa jadinya kalau tokoh cerita rakyat Indonesia, "Si Kabayan" membawakan tarian balet Eropa sembari diiringi alunan musik tradisional Indonesia?

Sekalipun balet terkesan berbau Eropa namun bukan tak mungkin, seni tari ini mampu menghadirkan unsur lokal di dalamnya, seperti cerita rakyat Indonesia semisal Si Kabayan.

"Ini adalah repertoar dalam bentuk Indonesia yang kami buat. Sebelumnya kami menghadirkan tari balet yang mengacu pada kisah Eropa seperti "Beauty and the Beast", "The Little Mermaid". Kami merasa tertantang membuat tari balet Indonesia," ujar Managing Director Marlupi Dance Academy, Fifi Sijangga di Jakarta, Kamis.

Fifi mengatakan, berbeda dengan karakter tokoh semisal "Bawang Merah dan Bawang Putih", "Si Kabayan" tidak terfokus pada satu alur kisah saja, sehingga kreator bisa bebas berkreasi.

"Karakter Si Kabayan tidak terfokus pada satu cerita. Kreator bisa bebas berkreasi dengan apa yang dipikirkannya. Untuk naskah kami membuat sendiri, untuk mempermudah," ungkap dia.

Si Kabayan dalam pementasan ini diceritakan berusaha memberikan kado terindah untuk mempersunting kekasih hatinya, Nyi Iteung. Demi kekasihnya itu, ia berpetualang dari satu pulau ke pulau lain di Indonesia, mencari harta karun yang dahulu ditinggalkan keluarganya ketika jaman Belanda.

Akankah "Si Kabayan menemukannya? Akankah ia berhasil mempersunting Nyi Iteung? Pementasan dua warna budaya ini akan didukung lima jenis tarian tradisional dari pulau Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan Papua. Sekitar 75 penari balet akan terlibat di dalamnya.

Hadirnya layar multimedia serta properti akan membuat pertunjukan semakin hidup. Fifi menuturkan tak mudah membuat karya tari ini, karena balet berasal dari budaya Eropa. Namun, sebagai ia merasa perlu mengenalkan cerita rakyat Indonesia dalam seni tari balet.

"Kami sebagai warga Indonesia bertanggung jawab untuk dapat ikut ambil bagian dalam mengenalkan cerita rakyat dalam seni tari balet agar generasi muda Indonesia dapat terus mengenang cerita rakyat ini," tutur dia.

Menurut dia, kesulitan yang dihadapi dalam pembuatan karya ini ialah gerakan penari balet yang harus tetap on point, sembari mengenakan kostum tradisional Indonesia. Kostum tradisional dikenal cukup berat untuk dikenakan.

"Belum lagi dua pemeran utama pementasan yang biasanya membawakan karakter pangeran dan putri, sehingga kesulitan bawakan karakter Si Kabayan," tambah Fifi. Pementasan "Si Kabayan - Indonesia Folklore in Ballet" akan digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada Sabtu, 31 Oktober mendatang pukul 18.30 WIB.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015