Animo balet di Indonesia belum memasyarakat. Visi kami ingin memasyarakatkan balet di Indonesia. Kami berusaha menghadirkan pertunjukan dengan cerita sederhana sehingga tidak membuat penonton pusing."
Jakarta (ANTARA News) - Tak mudah memang menampilkan pementasan tari balet yang mudah dipahami penonton, menurut Managing Director Marlupi Dance Academy, Fifi Sijangga.

"Tak mudah membuat pertunjukkan yang mudah dipahami dan diterima penonton," kata dia di Jakarta, Kamis.

Dia mengakui, tak jarang penonton tertidur selama pertunjukan. Apalagi iringan musik klasik terus mengalun saat pertunjukan. Oleh karena itu, Fifi merasa tertantang menciptakan pertunjukan yang alur ceritanya sederhana, sehingga relatif mudah dipahami penonton.

Melalui pertunjukan "Si Kabayan - Indonesia Folklore in Ballet" adalah salah satunya. Sesuai judulnya, pementasan kali ini memadukan unsur tradisional berupa cerita rakyat Indonesia (Si Kabayan) dengan tarian balet Eropa. Selain dari alur cerita, ciri khas Indonesia nampak dari penggunaan kostum para penari, yakni kombinasi balet dan tradisional seperti batik, pakaian khas Dayak.

Kemudian alunan musik serta tarian khas nusantara seperti tari kipas, tarian khas Dayak, tari piring. Menurut Fifi, tak seperti di negeri asalnya, pertunjukan tari balet di Indonesia cenderung belum diterima semua kalangan masyarakat.

"Animo balet di Indonesia belum memasyarakat. Visi kami ingin memasyarakatkan balet di Indonesia. Kami berusaha menghadirkan pertunjukan dengan cerita sederhana sehingga tidak membuat penonton pusing," tutur Fifi.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015