Ketiganya saat ini dalam keadaan koma."
Perth (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Belgia, Luksemburg, dan Uni Eropa di Brussel, Rabu, menyatakan tiga warga negara Indonesia (WNI) mengalami luka parah akibat ledakan di terminal keberangkatan internasional bandar udara Zaventem.

"Ketiganya saat ini dalam keadaan koma," demikian pernyataan KBRI di laman www.embassyofindonesia.eu, Rabu malam.

Ketiga WNI itu dirawat di Rumah Sakit Universitas Leuven, sekitar 20 menit di luar kota Brussel. Menurut KBRI, pada saat ledakan terjadi, ketiga orang itu berada di bandar udara menunggu penerbangan ke Indonesia.

Pada Selasa, sekitar pukul 08.00, terjadi dua ledakan di aula keberangkatan internasional di bandar udara Zaventem, yang menyebabkan setidak-tidaknya 14 orang tewas, disusul ledakan di stasiun metro Malbeek satu jam kemudian, yang menewaskan 20 orang.

Keamanan di Brussel pada Rabu belum pulih, dengan kesiagaan masih pada tingkat 4 (tertinggi).

Menteri Dalam Negeri Belgia menyampaikan bahwa pemerintah Belgia berupaya mencari pelaku pemboman dan penyelidikan terus berlangsung.

Bandar udara Zaventem masih ditutup. Hanya pesawat asing tanpa penumpang boleh mendarat. Sementara itu, jalur kereta bawah tanah juga masih dikurangi, tetapi sekolah tetap dibuka.

Pemerintah Belgia mengumumkan tiga hari berkabung nasional hingga Minggu. Hingga Rabu, pemerintah Belgia belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai daftar korban, khususnya terkait kewarganegaraan dan keadaannnya. Terdapat lebih dari 200 korban luka tersebar di sekitar 20 rumah sakit di Brussels dan sekitarnya.
(T.E012/B002)

Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016