Washington (ANTARA News) - Seorang perwira Angkatan Laut Amerika Serikat tengah menghadapi dakwaan spionase. Dia dituduh menyerahkan dokumen-dokumen rahasia negara kepada China dan Taiwan, demikian keterangan seorang sumber kepada Reuters, Minggu.

Sumber, seorang pejabat Amerika Serikat, menyebutkan nama dari terduga mata-mata itu adalah Mayor Edward Lin.

Lin lahir di Taiwan namun kemudian menjadi warga negara Amerika Serikat melalui proses naturalisasi, demikian keterangan artikel profil Angkatan Laut Amerika Serikat, pada 2008.

Lin diduga mempunyai akses terhadap informasi sensitif intelejen Amerika Serikat. Surat dakwaan dari Angkatan Laut Amerika Serikat menyebutkan, terdakwa bertugas di kantor pusat untuk Patrol and Reconnaissance Group, bagian yang mengawasi aktivitas pengumpulan informasi intelejen.

Angkatan Laut Amerika Serikat sudah menghapus nama terdakwa dalam dokumen dakwaan mereka dan menolak berkomentar.

Angkatan Laut Amerika Serikat menuding Lin menyerahkan informasi rahasia negara sebanyak dua kali dan berupaya melakukan hal serupa melalui wakil pemerintahan asing sebanyak tiga kali dengan niat untuk memberi keuntungan bagi sebuah negara asing.

Dokumen dakwaan Angkatan Laut Amerika Serikat tidak menyebutkan secara spesifik negara mana yang terlibat espionase dengan Lin.

Namun sumber Reuters menyebutkan, China dan Taiwan sebagai pihak asing yang diduga terlibat. Tetapi di sisi lain dia juga menegaskan bahwa penyelidikan untuk memastikan hal itu masih berjalan.

Terdakwa juga dituding terlibat dalam tindakan asusila dan prostitusi.

USNI News, media yang pertama kali memberitakan identitas Lin, menulis Lin adalah pria yang mampu berbicara lancar dalam bahasa Mandarin. Keluarganya meninggalkan Taiwan pada usia 14 tahun dan sempat tinggal di beberapa negara sebelum menetap di Amerika Serikat.

"Saya selalu bermimpi bisa mengunjungi Amerika Serikat. Saat saya masih kecil, saya percaya bahwa semua jalan di Amerika Serikat punya satu tujuan, Disneyland," kata Lin dalam artikel profil dari Angkatan Laut.

Sementara itu juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lu Kang, mengaku tidak paham akan kasus Lin. Taiwan juga menolak berkomentar.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016