Perdamaian dan kebebasan berjalan beriringan. Perdamaian dapat terwujud ketika kebebasan berlangsung."
Jakarta (ANTARA News) - Festival Literatur ASEAN 2016 yang berlangsung 5-8 Mei secara resmi dibuka dengan sesi pembukaan yang berlangsung di Teater Jakarta komplek Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis, setelah munculnya permintaan pembatalan oleh segelintir massa dan penarikan surat izin oleh pihak kepolisian.

Penerima Hadiah Nobel Perdamaian 1996, Jose Ramos-Horta, didapuk sebagai pembicara kunci untuk pembukaan festival sastra yang sudah memasuki penyelenggaraan tahun ketiga tersebut, menyampaikan narasi tentang perdamaian dan kebebasan.

"Perdamaian dan kebebasan berjalan beriringan. Perdamaian dapat terwujud ketika kebebasan berlangsung," kata Ramos-Horta dalam petikan narasinya.

Ramos-Horta menyebutkan beberapa kebebasan yang harus dijamin antara lain adalah kebebasan berkeyakinan dan menjalankan keyakinannya, kebebasan berpikir dan menyampaikan buah pikirannya ke muka publik serta kebebasan mempertanyakan dan mengkritik kebijakan yang ditetapkan.

Mantan Presiden Timor Leste 2007-2012 itu mengatakan bahwa perdamaian di sebuah negara tidak bisa dicapai melalui pendekatan upaya pertahanan, tidak juga lewat tingginya pertumbuhan ekonomi sebuah negara.

"Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu mencerminkan kemerataan distribusi yang berkelanjutan dan akuntabel. Dari pengalaman kami di Timor Leste, yang pernah mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi berkat topangan penuh pemerintah tak lantas berarti meningkatnya kesejahteraan dan kualitas hidup di daerah-daerah terpencil," kata Ramos-Horta.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016