Kita ini lautnya nomor dua di dunia, tapi mau makan ikan saja susah."
Gorontalo (ANTARA News) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengatakan bahwa dalam 1,5 tahun terakhir nilai tukar nelayan Indonesia merangkak naik, dari 102 menjadi 110.

"Produk Domestik Bruto perikanan tahun 2015 kuartal terakhir tercatat 8,96 persen yang sebelumnya hanya berkisar 6 hingga 7 persen. Ini terjadi setelah kami berhentikan kapal-kapal asing mencuri ikan di Indonesia," ungkapnya saat berkunjung ke Pelabuhan Perikanan Inengo, Kabupaten Bone Bolango, Sabtu.

Hal itu, menurut dia, menjadi prestasi luar biasa di kementeriannya, karena pada saat yang sama sektor lainnya justru mengalami penurunan.

Badan Pusat Statistik menetapkan nilai tukar nelayan (NTN) digunakan untuk mempertimbangkan seluruh penerimaan (revenue) dan seluruh pengeluaran (expenditure) keluarga nelayan.

Selain itu, NTN juga digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan keluarga  nelayan untuk memenuhi kebutuhan subsistennya. Dengan demikian, BPS menilai, kini untuk mengukur tingkat kesejahteraan nelayan semakin diperoleh yang lebih akurat dan obyektif.

Susi pun mengemukakan, aturan yang ditetapkan pemerintah dalam perikanan sebenarnya sudah bagus, namun tidak maksimal dalam penegakannya.

"Waktu pertama jadi menteri, saya lihat dalam perundang-undangan perikanan bahwa kapal ilegal yang nangkap ikan boleh ditenggelamkan. Ini kemudian yang saya pakai untuk membela nelayan kita," ujarnya.

Nelayan lokal, menurut Susi, kerap mengalami kerugian besar akibat serbuan kapal asing yang melaut di perairan Indonesia.

"Kita ini lautnya nomor dua di dunia, tapi mau makan ikan saja susah. Di Jawa orang harus makan ikan jawa, ikan tawes, karena nggak ada lagi ikan laut. Kalaupun ada sangat mahal," tukasnya.

Bahkan, ia menyatakan, 115 pabrik eksportir ikan tutup di seluruh Indonesia dalam 10 tahun terakhir.

Sementara itu, ia menambakan, dalam sensus tercatat 1,6 juta rumah tangga nelayan telah berkurang menjadi 800.000 karena menjadi nelayan tidak menarik lagi.

Kunjungan Susi ke Gorontalo selain untuk menyerahkan bantuan kepada kelompok nelayan, juga meninjau langsung kawasan wisata baru hiu paus di Desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango.

Pewarta: Debby Hariyanti Mano
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016