Gerakan ini bertujuan menurunkan angka penderita dan angka kematian akibat DBD dengan meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat berbasis keluarga untuk melakukan pencegahan,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan RI mengoptimalkan upaya pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) melalui gerakan "Satu Rumah Satu Jumantik" yang diluncurkan bertepatan dengan peringatan "ASEAN Dengue Day" di Jakarta, Rabu sore.

Jumantik atau juru pemantau jentik merupakan anggota masyarakat yang dilatih untuk memantau keberadaan jentik nyamuk, melaporkan kegiatan kepada puskesmas, dan menggerakkan masyarakat untuk menjalankan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus yaitu menguras, menutup penampungan air, mendaur ulang barang bekas, dan menghindari gigitan nyamuk.

"Gerakan ini bertujuan menurunkan angka penderita dan angka kematian akibat DBD dengan meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat berbasis keluarga untuk melakukan pencegahan," tutur Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Mohamad Subuh.

Melalui gerakan tersebut, diharapkan setiap rumah tangga memiliki satu anggota yang berperan sebagai jumantik, agar ia bisa leluasa memeriksa dan melakukan pencegahan di tempat-tempat pribadi di dalam rumah.

Dengan penduduk 250 juta jiwa dan perkiraan hitungan satu keluarga Indonesia rata-rata berjumlah empat orang, Kemenkes menargetkan gerakan tersebut dapat menarik sekurang-kurangnya 65 juta jumantik.

Meskipun dalam lima dasawarsa terakhir pemerintah telah menurunkan angka kematian DBD dari 41 persen pada 1968 menjadi 0,9 persen pada 2015, upaya pencegahan dan penanganan DBD perlu terus dilakukan mengingat Indonesia merupakan wilayah endemis virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina.

"Tidak ada satu pun daerah di Indonesia, baik perkotaan maupun pedesaan, yang bebas dari ancaman DBD, maka kegiatan PSN 3M harus dilakukan setiap minggu karena siklus hidup nyamuk hanya 8-10 hari," kata Mohamad.

Dengue, virus penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti betina, telah menyebabkan hampir 390 juta orang terinfeksi setiap tahunnya.

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Asia Pasifik menanggung 75 persen dari keseluruhan beban dengue dunia pada 2004-2010, sementara Indonesia dilaporkan sebagai negara ke-2 dengan kasus DBD terbesar diantara 30 negara atau wilayah endemis.

Tercatat pada 2015, penderita demam berdarah di 34 provinsi di Indonesia mencapai 129.179 orang dimana 1.240 diantaranya meninggal dunia.

Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016