... tadi kami rapat mencoba mencari hal-hal yang perlu diwaspadai...
Jakarta (ANTARA News) - Sementara Indonesia masih sibuk berkutat pada "payung hukum" pencegahan dan penanggulangan teror, teror sudah berubah wajah menjadi hal-hal yang sehari-hari dinilai tidak membahayakan namun kemudian menjadi sangat mematikan sebagaimana terjadi di Nice, Prancis. 

Tidak pelak, pemerintah dan aparat keamanan Indonesia  harus mewaspadai berbagai bentuk teror baru.

"Kami sangat menghitung (berbagai potensi teror), tadi kami rapat mencoba mencari hal-hal yang perlu diwaspadai," kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Pandjaitan, usai memimpin rapat pembentukan Pusat Penanggulangan Krisis Nasional, di Jakarta, Jumat.

Sampai semalam, dunia tidak pernah membayangkan teror bermetamorfosis dari suatu hal yang akrab menjadi mesin pembunuh yang menyeramkan. Sosoknya adalah truk kargo besar berisikan orang-orang bersenjata dan granat yang menabraki begitu saja kerumunan wisatawan di Nice, kota kecil, di selatan Prancis. 

Massa wisatawan berkerumun juga karena peringatan Hari Bastille, 14 Juli, yang menjadi salah satu hari nasional penting Prancis dan selalu diperingati secara meriah dan besar-besaran.  

Massa ditabrak secara semena-mena dan orang-orang bersenjata di dalam kargo truk itu menembaki massa yang lain secara ngawur. Pokoknya ambil korban sebanyak-banyaknya dan sebrutal mungkin. 80 orang tewas di tempat dan ratusan lain luka-luka. 

Supir truk baru bisa dihentikan setelah ditembak mati dalam berondongan peluru polisi dan tentara yang saat itu ada di French Riviera, yang sehari-harinya damai dan tenteram itu. 

Menurut Pandjaitan, bentuk baru terorisme ini juga dilatarbelakangi usia para teroris yang cenderung semakin muda saat menjalankan aksinya. 

Mengingat terorisme sudah menjadi ancaman global yang dilatarbelakangi kemiskinan dan ketidakadilan, pemerintah Indonesia secara serius berupaya pencegahan melalui peningkatan keamanan dan program-program pembangunan yang mengedepankan pemerataan serta kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Pewarta: Yashinda Difa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016