... diimbau menempuh cara yang elegan."
Bandung (ANTARA News) - Para wasit cabang olahraga sepak takraw mengancam mogok menjalankan tugas memimpin pertandingan lanjutan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX di Jawa Barat 2016 karena ulah ofisial peserta yang berlaku kasar.

Ketua Bidang wasit PON Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Muhammad Sabir di Bandung, Sabtu, mengatakan dewan hakim harus menyikapi serius aspirasi para wasit.

"PON adalah ajang silaturahmi dan pemersatu bangsa sehingga antar-kontingen peserta sengan perangkat pertandingan idealnya saling menghargai," katanya.

Wasit sesuai peran dan tanggungjawabnya adalah memimpin jalannya pertamdingan sedangkan peserta bertekad meraih kemenangan.

Oleh karena itu, menurut dia, kedua bela pihak harus saling menunjang, dan bukan saling melecehkan.

"Mungkin saja wasit dalam suatu pertandingan keliru menjatuhkan keputusan sehingga di pihak lain merasa dirugikan, namun diimbau menempuh cara yang elegan," kata Sabir.

Wasit tidak menerima jika diancam atau diperlakukan kasar karena tidak ada tendensi lain kecuali menjalankan tugas sesuai norma organisasi.

Pelatih sepak takraw Sulawesi Selatan dilaporkan terpaksa dilarang mendampingi atlet karena berlaku tidak sesuai etika saat anak asuhannya berlaga.

Pelatih sepak takraw Ramli mengatakan menghormati sanksi dewan hakim, namun kepemimpinan wasit maupun hakim garis harus dievaluasi.

"Tidak mungkin saya sebagai pelatih protes tanpa dasar. Keputusan dewan hakim harus adil, tetapi evaluasi kinerja para wasit agar tidak merugikan siapa pun," katanya menambahkan.

Pewarta: Sarjono
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016