Bandarlampung (ANTARA News) - Anggota pramuka di Kota Bandarlampung memecahkan rekor MURI, dengan kategori permainan semapur terbanyak pertama di Indonesia dengan peserta 25.000 orang dalam rangka memperingati hari ke-55 Pramuka.

"Dari hasil verifikasi yang kami lakukan, sebanyak 25.000 orang anggota pramuka cabang Kota Bandarlampung berhasil bertahan memainkan semapur selama 10 menit," kata Perwakilan Musium Rekor Dunia-Indonesia (MURI), Triono di Bandarlampung, Senin.

Dia mengatakan, pola penghitungan menggunakan sistem manual dan menggunakan sepeda motor untuk melakukan verifikasi.

"Kami berkeliling menggunakan motor untuk menghitungnya," kata dia.

Menurutnya, rekor semapur terbanyak ini adalah yang pertama di Indonesia dan perlu diketahui bahwa jumlah peserta ini melebihi target yang ditentukan dari 10.000 orang menjadi 25.000 orang.

Sementara itu, Ketua Kwarcab Pramuka Kota Bandarlampung Eva Dwiana mengatakan 25.000 anggota dari SD, SMP serta SMA dilibatkan dan telah berhasil memecahkan rekor MURI.

"Ini merupakan bentuk kekompakan dan solidaritas anggota pramuka di Kota Bandarlampung," kata dia.

Ia mengatakan, rekor ini pun yang pertama di Indonesia dan terbanyak yakni hingga 25.000 orang awalnya hanya menargetkan 10.000 orang.

Wali Kota Bandarlampung, Herman HN mengatakan dengan adanya pemecahan rekor MURI ini bisa menambah semangat para anggota pramuka dalam berorganisasi.

"Pramuka harus lebih maju lagi, apalagi pemkot telah memberikan berbagai fasilitas seperti gedung dan lainnya," kata dia.

Ia mengatakan, pramuka di Bandarlampung harus bisa menjadi contoh untuk wilayah lain dan juga bermanfaat bagi masyarakat umum.

Menurutnya, sebagai anggota pramuka harus bisa bermanfaat dan berguna bagi nusa bangsa serta masyarakat.

"Adik-adik pramuka jangan hanya berbangga dengan rekor ini tapi harus memberikan prestasi yang melebihi ini dan membuat bangga Kota Bandarlampung," kata Herman HN yang juga Majelis Pembimbing Cabang Pramuka Bandarlampung ini.

Pewarta: Subagio/Roy
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016