Mudah-mudahan perayaan Natal tahun ini membuat umat semakin bersemangat dengan penuh optimisme dalam hidup bersama meskipun menghadapi banyak tantangan."
Timika (ANTARA News) - Keuskupan Timika, Papua mengajak umat Katolik setempat merayakan Natal dan Tahun Baru 2017 dalam suasana kesederhanaan tanpa pesta pora.

Sekretaris Keuskupan Timika Pastor Bernard SCJ di Timika, Kamis, mengatakan hingga kini masih banyak orang larut dalam kebiasaan merayakan Natal dan Tahun Baru secara berlebihan.

"Harus diingat bahwa masih banyak diantara saudara-saudara kita yang berkekurangan dan sangat membutuhkan perhatian dari kita semua. Alangkah lebih baik jika kelebihan yang kita punya dibagikan kepada orang lain yang berkekurangan sebagai kado Natal agar merekapun merayakan Natal dalam sukacita dan penuh persaudaraan," ujarnya.

Secara khusus Pastor Bernard menyoroti kebiasaan warga yang suka berpesta minuman keras beralkohol pada setiap perayaan pergantian tahun.

Kebiasaan mabuk-mabukan alkohol seperti itu, katanya, tidak baik selain dapat mengganggu kesehatan orang yang mengonsumsinya, tetapi juga dapat menimbulkan keresahan sosial.

"Kadang masyarakat kita punya kebiasaan seperti itu. Sudah bekerja keras selama sepanjang tahun lalu pada malam pergantian tahun semuanya dihabiskan untuk pesta pora, minum mabuk. Itu keliru besar. Kita berharap mudah-mudahan ada kesadaran yang dibangun dari tahun ke tahun agar ada perubahan dalam menyikapi waktu pergantian tahun kali ini," harapnya.

Pastor Bernard mengajak umat Kristiani di wilayah Keuskupan Timika agar merenungkan seruan Paus Fransiskus bahwa Natal merupakan refleksi kehidupan diri seseorang.

Sebagai pribadi, setiap orang diajak untuk menjadi pohon yang memberi kesejukan dan keteduhan serta pengharapan kepada semua orang.

Tidak itu saja, melalui peristiwa Natal, setiap orang diajak untuk menjadi kado terindah bagi orang lain dengan saling mengunjungi, saling menyapa dan saling meneguhkan.

Menyambut perayaan Natal tahun ini, Keuskupan Timika mendatangkan sejumlah tenaga pastor (imam) dari luar seperti dari Palembang, Jakarta, Nusa Tenggara Timur dan Jayapura.

"Sampai sekarang kami masih kekurangan tenaga imam untuk memberikan pelayanan misa di gereja-gereja di pedalaman. Syukurlah pada tahun-tahun terakhir ini tinggal lima paroki yang belum memiliki pastor tetap," jelas Bernard.

Pastor-pastor tamu itu nantinya akan memimpin perayaan misa Natal di gereja-gereja wilayah pedalaman dan pesisir pantai.

"Mereka akan membantu pelayanan misa di paroki-paroki yang tidak ada pastornya selama masa Natal, tapi juga di paroki-paroki besar yang memiliki banyak stasi seperti Kokonao (ibu kota Distrik Mimika Barat) dan Mapurujaya (ibu kota Distrik Mimika Timur). Untuk pelayanan misa Natal di Kokonao, akan ada empat pastor yang membantu di sana," jelasnya.

Adapun Uskup Keuskupan Timika Mgr John Philip Saklil Pr akan merayakan Natal bersama umat di Enarotali, ibu kota Kabupaten Paniai.

Selain memimpin misa Natal di Enarotali, Uskup John Saklil sekaligus melakukan kunjungan kegembalaan di dekenat-dekenat daerah pegunungan tengah wilayah barat Papua.

"Mudah-mudahan perayaan Natal tahun ini membuat umat semakin bersemangat dengan penuh optimisme dalam hidup bersama meskipun menghadapi banyak tantangan," harap Bernard.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016