Mojokerto (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mencanangkan kegiatan imunisasi "measles rubella" yang merupakan langkah memutus transmisi penularan virus campak dan rubella.

Wakil Bupati Mojokerto, Jawa Timur, Pungkasiadi, Selasa mengatakan, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya memutus transmisi penularan virus campak dan rubella bagi anak usia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun tanpa pertimbangan status imunisasi sebelumnya.

"Measles rubella diberikan pada anak usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Sifatnya wajib dan tidak memerlukan individual informed consent (pemberitahuan persetujuan pribadi). Imunisasi ini adalah upaya memutus transmisi penularan virus campak dan rubella," katanya di pada acara Pencanangan Measles Rubella, di SDN Ngarjo, Kecamatan Mojoanyar.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, Didik Chusnul Yakin, mengatakan, saat ini terdapat 247.198 anak usia 9 bulan hingga 15 tahun.

"Tenaga yang disiapkan untuk imunisasi ini berjumlah 922 orang terdiri dari dokter, bidan dan perawat, 3.877 orang kader serta jumlah Pos Pelayanan (Posyandu, PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTs) sebanyak 3.126," katanya.

Didik juga menginfromasikan bahwa pelaksanaan imunisasi massal MR, dilaksanakan di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto yakni di 18 kecamatan masng-masng 299 desa dan 5 Kelurahan serta dan dibagi dalam dua fase.

"Imunisasi massal MR dilaksanakan di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto. Pelaksanaannya sendiri dibagi dalam dua fase yakni tahun 2017 di Pulau Jawa dan tahun 2018 di luar Pulau Jawa. Fase pertama di seluruh sekolah PAUD, TK, SD/MI/sederajat, SDLB dan SMP/MTs/sederajat dan SPMLB sepanjang Agustus 2017. Fase kedua untuk anak-anak di luar sekolah usia 9 bulan hingga kurang dari 15 tahun di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan sepanjang September 2017," katanya.

Menuruntnya, imunisasi massal MR ini dilaksanakan dalam kurun waktu dua bulan penuh di masing-masing daerah termasuk "sweeping".

"Atau dengan kata lain dilakukan untuk menjangkau sasaran yang belum diimunisasi karena sakit, sedang bepergian, orangtua sibuk atau alasan lainnya," ujarnya.

Indonesia sendiri, kata dia, berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian Rubella/Congenital Rubella Syndrome (CSR) tahun 2020.

"Target tersebut belum tercukupi hanya dengan imunisasi campak rutin saja (Hasil Surveilans dan Cakupan Imunisasi). Maka diperlukan kampanye imunisasi tambahan sebelum introduksi vaksin MR ke dalam imunisasi rutin," ujarnya.

(T.KR-IDS/B015)

Pewarta: Indra setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017