... ini adalah peristiwa bersejarah. Kami tidak menemui kesulitan apapun dalam berkolaborasi karena tingkat profesionalitas kami setara...
Jakarta (ANTARA News) - Peringatan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Singapura kali ini cukup istimewa. Tidak cuma diperingati di darat, melainkan juga di angkasa antara pilot-pilot tempur TNI AU dan Angkatan Udara Singapura, yang akan terbang formasi gabungan untuk pertama kalinya. 




Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, bahkan akan turut sebagai back seater F-16 Fighting Falcon dari Skuadron Udara 3 TNI AU. Adapun koleganya, Kepala Staf Angkatan Udara Singapura, Mayor Jenderal Mervyn Tan Wei Ming, akan juga duduk di kursi belakang F-16 Fighting Falcon dari Skuadron 140 yang berpangkalan di Pangkalan Udara Payalebar, Singapura.




Menurut rencana, akan ada persembahan dari kedua angkatan udara --TNI AU dan Angkatan Udara Singapura-- untuk merayakan 50 tahun hubungan baik negara bertetangga sesama anggota ASEAN itu, pada Kamis besok siang (7/9). 




Akan ada terbang lintas oleh 20 unit gabungan pesawat tempur kedua negara, lima F-16 dari Skuadron Udara 3 dan lima F-16 dari Skuadron Udara 16 TNI AU dan 10 F-16 dari Skuadron Udara 140 dan Skuadron Udara 143 Angkatan Udara Singapura, ditambah enam unit F-15SG Eagle mereka. 




Hingga berita ini dibuat pada Rabu malam, kedua pihak masih melakukan persiapan akhir. Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, sudah berada di Pangkalan Udara Utama TNI AU Roesmin Noerjadin, Pekanbaru, Riau, sejak Rabu pagi. 




Dari pangkalan udara utama inilah pesawat-pesawat tempur TNI AU akan lepas landas dan mendarat dalam misi terbang lintas membentuk formasi angka besar 50 dan formasi-formasi lain dalam misi penerbangan tempur persahabatan itu. 




Di pangkalan udara ini juga pesawat-pesawat tempur Angkatan Udara Singapura yang terlibat dalam misi itu akan mendarat nanti.






Pekanbaru, Payalebar, ataupun Batam dan Changi, walaupun ada di dua negara berbeda, namun secara kedirgantaraan sangat dekat. Pesawat terbang --apalagi pesawat tempur-- memerlukan waktu beberapa menit saja untuk bisa "menyeberang" ke nama-nama geografis itu. 




Komandan Skuadron Udara 3 TNI AU, Letnan Kolonel Penerbang I Gusti Made Yoga “Barong” Ambar, yang dihubungi dari Jakarta, Rabu malam, menyatakan, mereka akan membentuk beberapa formasi setelah lepas landas dari pangkalan udara masing-masing dan bertemu di area persiapan. 




Rekannya, Komandan Skuadron Udara 16 TNI AU, Letnan Kolonel Penerbang Nur Alimi juga akan turut dalam formasi RISing 50 itu. 




“Nanti akan bertemu 10 pesawat tempur dengan satu pesawat tempur sebagai cadangan sebagai pengamat. Tugasnya juga mengarahkan dan mengharmoniskan gerak dan ‘gaya’ terbang pesawat-pesawat tempur yang terlibat supaya sempurna. Kami akan bertemu di area persiapan, 60 mil laut barat Singapura,” kata Yoga, dari Pekanbaru, Riau.




Dari pihak Angkatan Udara Singapura, katanya, akan terbang juga 11 F-16 Fighting Falcon mereka ditambah enam unit F-15SG Eagle. 




Dari variannya, TNI AU mengoperasikan F-16 A/B Fighting Falcon Block 15 OCU dan F-16 C/D Block 52ID. Sementara Singapura mengoperasikan F-16 C/D Block 52.




“Setelah lengkap, kami terlebih dahulu terbang lintas dengan formasi pertama arrow head. 10 F-16 Singapura akan berada di posisi kepala anak panah itu dan 10 F-16 kita akan ada di belakangnya. Ketinggian terbang lintas itu 1.500 kaki dari permukaan laut dan kecepatan 300 knot/jam dan jarak formasi 3.000 kaki. Kami akan melintas di atas Marine Bay Cruise Centre di Singapura,” kata dia. 




Itulah formasi terbang formasi pertama untuk kemudian mereka kembali ke area persiapan di udara lagi, dan mengubah formasi terbang lintas. 




Formasi terbang lintas kedua inilah yang ditunggu-tunggu dan sangat monumental, yaitu membentuk angka besar 50 yang terdiri dari gabungan pesawat tempur kedua negara, F-16 dan F-15SG itu. 




“Kami, penerbang tempur TNI AU akan membentuk angka 5 dan penerbang tempur Singapura membentuk angka 0. Di belakang formasi angka 50 itu, terbang F-15SG Singapura dengan jarak terbang 30 detik di belakang kami,” kata dia. 




Formasi angka besar 50 itu melambangkan 50 tahun persahabatan Indonesia dan Singapura, yang tagline-nya adalah Republik Indonesia-Singapura, yang jika digabung menjadi RISing 50.




Sejak dari awal lepas landas (pukul 13.30 WIB) hingga mendarat kembali (pukul 15.15 WIB), kedua kepala staf angkatan udara masing-masing negara ada di pesawat tempur masing-masing. 




Tjahjanto akan duduk di di F-16 Skuadron Udara 3 nomor registrasi TT-1623 yang dipiloti Yoga dengan call-sign Falcon Flight, sementara Mervyn akan ada di F-16 Skuadron Udara 140 Angkatan Udara Singapura yang dipiloti komandan skuadronnya, Letnan Kolonel Tan Hwee Roy. 




Menurut rencana, formasi-formasi terbang lintas itu akan disaksikan Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, di Marine Bay Cruise Centre. Jokowi sudah ada di Singapura sejak Rabu. 




Setelah terbang lintas dengan formasi angka besar 50, maka mereka mengubah lagi formasi terbangnya, yaitu menjadi arrow head dengan penerbang-penerbang TNI AU yang berada di muka. Mereka akan terbang lintas di atas Bandara Internasional Hang Nadim dan Jembatan Balerang di Batam, Kepulauan Riau. Juga akan diperagakan formasi diamond (dua F-16 TNI AU dan dua F-16 Singapura).




Di sinilah lalu sebagian pesawat tempur Angkatan Udara Singapura memisahkan diri dan mendarat ke Pangkalan Udara Payalebar. Adapun seluruh pesawat tempur TNI AU yang terbang dalam misi itu akan mendarat di Pangkalan Udara Utama TNI AU Roesmin Noerjadin dan didampingi beberapa pesawat tempur Angkatan Udara Singapura. 




“Adapun terbang lintas ini adalah peristiwa bersejarah. Kami tidak menemui kesulitan apapun dalam berkolaborasi karena tingkat profesionalitas kami setara. Juga menyesuaikan diri dengan karakter terbang F-15SG Singapura, karena mirip dengan Sukhoi Su-27/30MK TNI AU,” kata Yoga. 

Oleh Ade P Marboen
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017