Jakarta (ANTARA News) - Kabupaten Puncak yang terbentuk pada 4 Januari 2008 dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya di Provinsi Papua menawarkan berbagai macam potensi bagi pengembangan ekonomi di wilayah tersebut antara lain di bidang infrastruktur, pertambangan dan energi serta pariwisata.

Mayarakat di Kabupaten Puncak tampak bersemangat dalam menjalankan aktifitas keseharian mulai dari jual-beli di pasar, proses belajar-mengajar di sekolah, pembangunan infrastruktur, kegiatan kepemerintahan hingga kegiatan ibadah yang harmonis.

Hal itu sesuai dengan program Nawa Cita dalam Pemerintahan Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang antara lain memberi perhatian khusus kepada percepatan pembangunan Papua.

Akses menuju Kabupaten Puncak yang berpenduduk sekitar 93.360 orang tersebut dapat ditempuh melalui jalur udara melalui Timika (ibu kota Kabupaten Mimika) atau Nabire (Kabupaten Nabire) selama kurang lebih 25 menit dengan pesawat terbang berbadan kecil seperti Cessna Caravan, Twin Otter, atau Pilatus Porter.

Penerbangan menuju Ilaga baik yang terjadwal atau sewaan dapat mencapai 20 kali dalam sehari, bahkan pernah 50 kali bergantung pada kondisi cuaca dan banyaknya armada yang tersedia.

Bandara Ilaga merupakan bandara perintis dengan panjang landasan pacu 600 meter. Walau demikian, dinamika kegiatan turun-naik penumpang serta bongkar-muat barang di bandara yang terletak di antara pegunungan dengan suasana yang sejuk dan indah tersebut terlihat sejak pagi.

Di sekitar bandara, pembangunan infrastruktur sedang berlangsung. Menurut seorang pejabat Dinas Pariwisata Kabupaten Puncak, pembangunan tersebut merupakan proyek perluasan bandara dalam upaya pengembangan pelayanan jasa penerbangan di ibu kota Kabupaten Puncak tersebut.

Dari bandara, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan ke Distrik Ilaga dengan kendaraan bermotor di atas jalan yang belum beraspal namun dapat dilalui dengan baik hingga ke pusat kota di mana dapat ditemukan kegiatan masyarakat di pasar, sekolah, tempat ibadah dan kantor-kantor pemerintahan.

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk (SP) 2010, jumlah penduduk kabupaten Puncak sementara adalah 93.363 orang, yang terdiri atas 49.308 laki-laki dan 44.055 perempuan.

Dari hasil SP2010 tersebut tampak bahwa penyebaran penduduk kabupaten Puncak masih terkonsentrasi di sekitar Ibu kota Kabupaten yakni Distrik Ilaga (16,50 persen), Distrik Sinak (21 persen), (Distrik Gome 18,96 persen), Distrik Pogoma (17,10 persen), sedangkan distrik lainnya di bawah 12 persen.

Dengan luas wilayah sekitar 8.055 kilo meter persegi, rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Puncak adalah 12 orang per kilometer persegi. Distrik yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya adalah Distrik Agadugume yakni sebanyak 32 orang per kilometer persegi sedangkan yang paling rendah adalah Distrik Doufo yakni sebanyak 1 orang per kilo meter persegi.


Sewindu Puncak

Kabupaten Puncak yang baru berusia kurang lebih satu windu tersebut tentunya masih membutuhkan pembangunan yang maksimal di berbagai bidang termasuk pertambangan, energi, infrastruktur, pengadaan air bersih dan pariwisata.

Informasi yang diperoleh dari Kepala Distrik Gome, Zakeus Wakerkwa, Kabupaten Puncak yang terletak di wilayah pegunungan tengah Papua masih menyimpan kandungan barang tambang yang berlimpah seperti emas, tembaga dan perak.

Kabupaten tersebut juga memiliki potensi pengembangan energi terbarukan yang antara lain bersumber dari aliran sungai, angin, biomassa dan matahari. Selama ini masyarakat Kabupaten Puncak hanya memanfaatkan energi matahari untuk penerangan yang diperoleh dari panel-panel surya yang dipasang di atas bangunan.

Panel-panel surya juga dipasang di atas bagunan kantor-kantor pemerintahan dan beberapa rumah pejabat daerah.

Selain itu, listrik diperoleh dari genset berbahan bakar minyak yang masih merupakan barang langka dan mahal di kabupaten tersebut. Namun saat malam hari, Kabupaten Puncak masih terlihat gelap gulita karena hanya sedikit bangunan yang memiliki listrik.

Menurut Sekretaris Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Puncak, Arisan Zet Palamba, hanya 10 persen dari jumlah total penduduk Puncak yang dapat menikmati listrik.

Kebutuhan dasar lainnya yang belum memadai adalah ketersediaan air bersih untuk minum dan keperluan sehari-hari.

Meskipun Puncak yang bergunung-gunung dibelah oleh banyak aliran sungai dengan mata air yang jernih, masyarakat setempat belum dapat mengonsumsi air minum yang sehat dan belum memiliki sarana MCK (mandi, cuci, kakus) yang memadai. Tak ayal, kualitas kesehatan sebagian besar masyarakat Puncak masih rendah.

Kondisi-kondisi tersebut menjadikan roda pembangunan di Kabupaten Puncak harus sesegera mungkin digerakkan demi mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Apalagi, Puncak yang berada di tengah-tengah geografi Papua yang ekstrem tanpa berbatasan dengan laut hanya dapat dicapai melalui penerbangan dari dua kota, yakni Nabire dan Timika. Tentu pekerjaan membangun kabupaten ini bukan hal yang mudah.

Walau segala hal mendasar masih terbatas, napas pembangunan terasa kuat saat kita berada di ibu kota Ilaga. Jalan-jalan di dalam ibu kota tersebut telah dibangun. Meski belum ada pengaspalan namun tertata apik, sedangkan jalan yang menghubungkan antar distrik dan kampung merupakan pemandangan sejauh mata memandang.

Pembangunan infrastruktur juga nyata terlihat di Bandara Ilaga yang kini memiliki landasan sepanjang 600 meter. Tahun depan, panjang landasan ini akan menjadi 660 meter dan siap mengakomodasi lebih banyak lagi pesawat terbang yang menyokong transportasi penumpang dan barang.

Bahkan dalam rencana pengembangan Bandara Ilaga di bawah Kementerian Perhubungan, landasan pacu Bandara Ilaga akan mencapai 1.270 x 80 meter dengan apron yang dapat menampung empat pesawat berbadan kecil dan tiga pesawat berbadan sedang, serta sejumlah fasilitas lainnya seperti terminal penumpang (termasuk untuk VIP), terminal kargo, tempat ibadah, instalasi pengolahan limbah cair dan padat, instalasi air bersih serta gudang BBM.

Memang, Puncak masih belia sehingga masih minim infrastruktur yang memadai. Tapi, berada pada ketinggian antara 1.500-4.000 meter di atas muka laut dengan suhu yang mencapai di bawah 10 derajat Celsius, serta pemandangan alam bak paduan lukisan naturalisme dan romantisme, Puncak adalah anugerah Sang Pencipta yang elok dan cantik.

Meski perjalanan menuju Puncak cukup melelahkan, pengunjung menemukan keindahan alam di tengah belantara Papua seperti yang ada di kabupaten ini.

Kepala Bidang Informasi dan Promosi Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Puncak, Roni Misikmbo mengatakan Pemerintah Kabupaten Puncak sedang menyiapkan sumber daya manusia (SDM) guna mendukung pengembangan sektor pariwisata di daerah pegunungan tersebut.

Pemerintah setempat mengirim sejumlah warga untuk mendapatkan pelatihan di berbagai bidang yang berguna dalam rangka mendukung promosi dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Puncak, terutama keunikan alam yang sangat menarik dan berpotensi dikembangkan menjadi lokasi wisata, salah satunya adalah jalur pendakian Carstensz yang merupakan salah satu dari tujuh puncak tertinggi di dunia yang dikenal dengan "the seven summits".

Menjelajahi Puncak tak cukup hanya sehari. Pesona alam yang memukau dan keramahan penduduk lokal membuat kita enggan berpisah dari Puncak, dan pasti menjadikan hati rindu tuk kembali.


Kehadiran pemerintah

Dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Puncak, perlu kehadiran pemerintah baik pusat maupun daerah lebih sering dan nyata lagi untuk membangun kabupaten tersebut yang melibatkan masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan agar mereka benar-benar merasa memikiki daerahnya sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan.

Kabupaten Puncak yang beberapa waktu lalu terdengar adanya gangguan keamanan, saat ini sudah tenang dan aman, namun pemerintah harus terus menjaganya dan meyakinkan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembangunan termasuk investor baik dalam maupun luar negeri agar mereka tidak ragu datang ke kabupaten tersebut untuk menanamkan modal mereka.

Wakil Bupati Puncak, Repinus Telenggen, baru-baru ini menjamin keamanan di daerahnya karena kabupaten tersebut saat ini telah ada Kepolisian Sektor (Polsek) Ilaga dan Komando Rayon Militer (Koramil) Ilaga selain itu seluruh elemen masyarakat sesungguhnya sangat antusias dan mendukung segala bentuk pembangunan di daerah mereka.

(T.B005/A011)

Oleh Bambang Purwanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017