Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau biasa disapa Cak Imin mengatakan ajaran Ulama Nusantara yang mengajarkan tentang `cinta tanah air` adalah bagian dari Iman mampu memperkuat nasionalisme bangsa Indonesia.

"Indonesia diprediksi beberapa ahli akan terpecah belah, namun hingga saat ini masih utuh. Di antara beberapa hal yang menjadikan nasionalisme kita kuat adalah karena ajaran Ulama Nusantara," kata Cak Imin dalam sambutannya ketika menjadi pembicara kunci pada Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Islam Nusantara Center (INC) dengan tema "Maha Guru Ulama Nusantara : Zona Nusa Tenggara Barat" di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu.

Dalam kesempatan tersebut, Cak Imin menceritakan bahwa beberapa Negara Islam di Timur Tengah saat ini sedang menghadapi konflik dan perpecahan.

"Padahal mereka hanya terdiri dari puluhan suku saja, sedangkan Indonesia mempunyai 1.300 suku namun tetap bersatu hingga saat ini," katanya dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta.

Hal itu, kata dia, karena sejak dahulu, para ulama sudah mengajarkan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari Iman. Di NU dikenal dengan adagium `Hubbul Wathan Minal Iman`.

"Artinya nasionalisme kita ditopang kuat dengan ajaran agama, sehingga agama memperkuat nasionalisme kita. Ini yang belum saya lihat di negara-negara Islam lain di Timur Tengah," kata Cak Imin.

Tradisi dan ajaran yang diwariskan ulama terbukti telah menjadi kekuatan nasional, serta telah menguatkan semangat kebhinekaan.

"Itu harus kita jaga dan kita lestarikan," ajak Cak Imin.

Tradisi keislaman yang telah dibangun oleh para ulama nusantara telah memberikan banyak pelajaran dan "Local Wisdom" yang lebih mengutamakan keharmonisan sosial dan kemaslahatan umat.

"Dari sejak zaman penjajahan, ulama kita sudah mengajarkan cinta tanah air adalah bagian dari Iman. Puncak dari wujud ajaran itu adalah dicetuskannya resolusi Jihad oleh KH Hayyim Asy`ari yang dibacakan oleh Bung Tomo di RRI. Resolusi jihad ini yang kemudian memberi spirit para santri dan masyarakat untuk ikut berjihad melawan penjajah," tuturnya.

Tradisi islam tersebut telah menjadi salah satu pembentuk dan penopang jati diri bangsa saat ini.

"Jangan sekali-kali melupakan jasa ulama. Oleh sebab itu, seminar yang digelar INC ini sangat penting, jadi generasi milenial saat ini bisa berkaca dan belajar ajaran Ulama Nusantara yang genuin dan unik," ucapnya.

Sementara itu, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menambahkan, sejak abad 18, banyak sekali Ulama Nusantara, khususnya Ulama Sasambo (Sasak, Samawa dan Mbojo) yang sangat cemerlang di tingkat International.

"Hal tersebut karena ada kebijakan pengiriman kader ulama ke Timur Tengah yang dilakukan oleh kesultanan di pulau Sumbawa secara sistematis dan strategis. Padahal saat itu untuk belajar ke luar negeri sangat sulit, kalau mau kirim uang saja harus ke kesultanan Malaka," kata Din Syamsuddin.

Selain dihadiri oleh Muhaimin Iskandar dan Din Syamsuddin hadir juga Sultan Sumbawa, M. Kaharuddin IV, Prof DR Abdul Ghani Abdullah, Dr M Wildan, Jazilul Fawaid (Inisiator INC), Zainul Milal Bizawi (Sejarawan Santri dan penulis Buku), serta Ginanjar A Sya`ban (Direktur INC).

(S037/R010)

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017