Jakarta (ANTARA News) - Membanjirnya produk buah impor khususnya jeruk menjadikan tantangan bagi jeruk nusantara untuk mampu bersaing di pasar. Meski Indonesia memiliki keragaman jenis jeruk yang cukup banyak, namun untuk mengimbangi gempuran jeruk impor tersebut diperlukan suatu terobosan, utamanya terobosan dibidang teknologi perbenihan.
Salah satu upaya untuk mensubtitusi jeruk impor adalah dengan penyediaan varietas unggul baru yang berpotensi untuk dikembangkan sehingga mampu menarik minat petani dan pelaku agribisnis lainnya sekaligus menarik konsumen untuk mengkonsumsi jeruk nusantara.

Pada tahun 2015, Badan Litbang Pertanian telah melepas jeruk yang diberi nama Krisma Agrihorti. Jeruk yang berasal dari keluarga jeruk keprok ini dapat tumbuh baik di media tumbuh terbatas seperti pot ataupun di tanah yang lapang. Selain itu, tanaman jeruk ini juga memiliki rentang adaptasi yang luas, dari dataran rendah hingga dataran tinggi.
Meskipun dapat dijadikan tanaman buah dalam pot (tabulampot), jeruk ini tetap mampu berproduksi tinggi. Krisma Agrihorti rajin berbuah sepanjang tahun dengan produksi sebanyak 7-13 kg/pohon/pot. Jeruk ini sendiri akan mulai aktif berproduksi semenjak 3-4 tahun setelah ditanam.

Jeruk Krisma Agrihorti mempunyai keunggulan yaitu ukuran buah yang cukup besar dengan berat mencapai 197-279 gram per buah, dan memiliki rasa yang manis, renyah dan berbiji sedikit. Ciri lain buah ini adalah bentuknya bulat lonjong seperti lonceng dengan kulit buah berwarna kuning.

Dengan bentuk buahnya yang unik, jeruk Krisma Agrihorti ini akan tampak menarik dijadikan tabulampot sehingga selain mempercantik pekarangan juga dapat mendapatkan manfaat jeruk yang telah dikenal mempunyai kandungan nutrisi yang bagus bagi tubuh. (Ybh)

Pewarta: System
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017