Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan produsen vaksin PT Bio Farma menunda ekspor vaksin difteri ke luar negeri dan memprioritaskan kebutuhan vaksin untuk imunisasi ulang di dalam negeri menyusul penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh pemerintah.

Kepala Bagian Komunikasi Perusahaan Bio Farma Nurlaela Arief saat dihubungi di Jakarta, Jumat, mengatakan Bio Farma merelokasi pasokan vaksin difteri untuk ekspor menjadi untuk kebutuhan dalam negeri.

"Memang kami relokasi pasokan ekspor untuk dalam negeri. Karena kami prioritaskan kebutuhan dalam negeri," kata Nurlaela.

Dia menjelaskan vaksin yang ditunda untuk ekspor ialah jenis vaksin dengan komponen difteri yaitu vaksin Pentabio (DTP-Hb-Hib), DT dan Td.

Bio Farma juga telah memenuhi permintaan Kementerian Kesehatan untuk menambah pasokan vaksin dalam memenuhi kebutuhan imunisasi ulang difteri atau "Outbreak Respons Immunization" (ORI).

Bio Farma menambah 35 ribu vial produksi vaksin DT dan 102 ribu vial vaksin Td untuk memenuhi kebutuhan imunisasi ulang pada bulan Desember 2017. Sedangkan pasokan kebutuhan vaksin DTP-Hb-Hib masih mencukupi.

Kebutuhan vaksin secara keseluruhan untuk ORI bulan Desember ialah vaksin 130 ribu vial vaksin DT, 760 vial vaksin Td dan 1,4 juta vial vaksin DTP-Hb-Hib.

Pada 2018 Bio Farma juga akan menyediakan 1,2 juta vial vaksin DT, 7 juta vaksin Td dan 4,5 juta vaksin DTP-Hb-Hib untuk jadwal ORI di bulan Januari dan Juli 2018.

Pasokan tersebut di luar pasokan rutin untuk imunisasi reguler balita dan imunisasi anak sekolah.

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017