Agats, Papua (ANTARA News) - Kantor Staf Kepresidenan (KSP) menurunkan tim untuk penanganan kejadian luar biasa (KLB) penyakit campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua.

"Saya datang ke sini satu tim untuk menegaskan bahwa negara hadir. Pak (Presiden) Jokowi mendapat laporan (KLB Campak di Asmat) langsung memberi perintah kepada Kementerian Kesehatan dan kementerian terkait agar memberikan tindakan yang diperlukan," kata Tenaga Ahli Utama Kedeputian V Kantor Staf Presiden Sylvana Maria Apituley di sela-sela rapat koordinasi penanggulangan KLB campak dan gizi buruk Kabupaten Asmat di Agats, Rabu.

Sylvana mengungkapkan bahwa kasus campak dan gizi buruk yang telah menelan korban meninggal satu dari 50 orang itu sebenarnya sudah terjadi sejak September 2017 dan telah diketahui jumlah korban semakin banyak serta meluas sehingga pemerintah Kabupaten Asmat telah mengambil tindakan untuk penanggulangannya.

"Melihat itu, kita semua mengambil tindakan untuk melakukan secara bersama-sama. Tidak hanya Kementerian Kesehatan saja tapi kementerian terkait lainnya," kata dia.

Sylvana mengakui bahwa KSP memiliki tugas khusus dalam penanggulangan KLB ini, yakni untuk memonitor sejauh mana yang dilakukan kementerian teknis sudah berjalan efektif di lapangan bersama dengan pemerintah serta pemangku kepentingan lainnya.

Dalam kasus campak di Asmat, Mabes TNI juga telah mengirimkan tim kesehatan dan diikuti Polda Papua yang juga membantu, selain dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Sosial.

Sylvana menegaskan bahwa pihaknya ingin melihat secara langsung penanggulangan KLB campak dan gizi buruk di Asmat ini dan mencari akar masalah yang harus dicarikan jalan keluar.

Dia juga mengatakan pihaknya telah membawa pesan Presiden Joko Widodo agar menanggani kasus ini secara bersama-sama.

Selain itu, lanjutnya, Presiden juga berpesan agar ada pendampingan dan pemantauan secara efektif agar kerja pemerintah daerah bisa lebih tertib perannya sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat.

Berdasarkan data RSUD Asmat penderita campak pada September 2017 hingga awal Januari 2018 tercatat sebanyak 393 penderita menjalani rawat jalan dan 173 korban menjalani rawat inap.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018