Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir berharap setiap pihak tidak terjebak pada opini dangkal dan bias atas peristiwa yang menimpa tokoh dan umat beragama karena berpotensi memecah-belah kerukunan.

Dia khawatir opini-opini dangkal itu justru akan memicu rasa kecurigaan. Opini dangkal tersebut seperti dengan melakukan identifikasi aksi kekerasan itu dengan beragam opini tanpa bukti cukup melainkan dengan dugaan.

"Apakah tindakan keji tersebut ada kaitan dengan intoleransi dan radikalisme beragama atau bentuk lain dari perbuatan-perbuatan kriminal keji atau berlatar belakang politis dan sebagainya," kata Haedar di Jakarta, Senin.

Menurut dia, aksi-aksi kekerasan tersebut ada kaitan dengan intoleransi, radikalisme beragama, bentuk lain dari perbuatan-perbuatan kriminal keji atau berlatar-belakang politis dan sebagainya.

"Berikanlah kesempatan kepada pihak kepolisian dan aparat penegak hukum untuk mengungkap dan mengusut kasus teror tersebut secara tuntas dengan sebenar-benarnya," kata dia.

Dalam beberapa hari terakhir, terjadi aksi kekerasan yang menyasar kalangan umat beragama seperti di Gereja St Lidwina, Yogyakarta yang melukai pendeta dan beberapa anggota jemaat.

Tindakan penyerangan sebelum itu juga menimpa dua ustadz di Jawa Barat, satu meninggal dunia dan satu lainnya luka parah. Penyerangan juga terjadi pada seorang Biksu di Tangerang.

Haedar berharap agar umat beragama maupun warga bangsa untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi atas kejadian teror yang menggemparkan tersebut. Berbagai pihak termasuk para pejabat dan elite bangsa juga agar bijak dan bersikap proporsional tidak memperluas kecemasan dan saling curiga di tubuh bangsa, seraya waspada dan menaruh keprihatinan yang seksama atas kejadian-kejadian yang tidak beradab dan tidak berperikemanusiaan tersebut.

"Neraca keadilan pun tetap harus ditegakkan, jangan sampai satu kasus menjadi perhatian luas secara nasional sampai ke internasional, sementara lainnya terabaikan. Kita semua mengutuk keras dan tidak menginginkan kasus-kasus tragis apapun menimpa bangsa ini," kata dia.

Dia mengajak semua elemen umat beragama dan komponen bangsa agar bersatu melawan segala bentuk teror di Indonesia. Jangan biarkan umat beragama dirusak kehidmatan beribadah dan kerukunanannya satu sama lain oleh perbatan-perbuatan nista yang tidak bertanggung jawab itu.

"Peristiwa tragis tersebut juga jangan memberi ruang bagi sikap saling curiga dan benih adu-domba, yang merugikan kehidupan bersama... Negara tidak boleh toleran atas teror kekerasan terhadap tokoh dan umat beragama, sekaligus harus bertindak objektif dan tidak diskriminasi," kata dia.

Muhammadiyah, kata dia, mempercayai aparat kepolisian dan penegak hukum akan mengusut tuntas kedua kasus dan kasus-kasus tragis lainnya dengan cepat, tegas, adil, objektif dan berdasarkan hukum yang sebenar-benarnya. 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018