Bogor (ANTARA News) - Balai Besar Penelitian Veteriner (BBLITVET) BALITBANGTAN Kementerian Pertanian menghasilkan paket teknologi pembibitan sapi dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran strategis pembangunan pertanian yakni swasembada daging.

Kepala Badan Litbang Pertanian (BALITBANGTAN) Kementerian Pertanian, Muhammad Syakir saat membuka kegiatan sosialisasi dan peluncuran paket teknologi pembibitan sapi di BBLITVET Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa, mengatakan sektor peternakan membutuhkan dukungan semua pihak ditingkatkan kapasitasnya.

"Di bidang sektor peternakan ini masih perlu kerja keras agar bisa menggunakan teknologi di dalam pengembangannya," kata Syakir.

Ia menjelaskan Kementerian Pertanian memiliki program strategis untuk meningkatkan populasi sapi di Indonesia melalui upaya khusus "SIWAB" (sapi indukan wajib bunting). Program tersebut dinilai efektif jika sapi yang digunakan untuk pembibitan adalah ternak yang sehat.

Diperlukan pemeriksaan status kesehatan sapi tersebut, baik yang bersifat infeksius maupun non infeksius. Selain itu pemberian vaksinasi untuk induk juga perlu dilakukan agar pedet (calon indukan-red) yang dihasilkan sehat dan tumbuh dengan baik.

Paket teknologi pembibitan yang dihasilkan tersebut adalah metode, kit deteksi, serta vaksin untuk ternak ruminansia besar yakni sapi. Paket tersebut mulai dari penyiapan sapi sehat dengan paket pemeriksaan penyakit (medical checkup/MCU), vaksinasi pada sapi dara atau calon induk yang akan dikawinkan, deteksi birahi, dan kebuntingan, serta vaksinasi pada masa kebuntingan untuk mencegah kematian dini pada pedet.

"Balitbang akan turun ke lapangan dalam waktu singkat untuk menyosialisasikan paket teknologi ini dan pemberian vaksin gratis, kita perluas jangkauan, aktif diseminasikan teknologi yang kita hasilkan," kata Syakir.

Kepala BBLITVET Indi Dharmayanti menjelaskan paket teknologi deteksi untuk penyakit infeksius pada sapi yang sudah dikembangkan adalah `brucellosis`, leptospirosis, tuberculosis, paratuberkulosis, bovine genital campylobacteriosis (BGC), bovine viral diarrhea (BVD), enzootic bovine leucosis (EBL), infection bovine rinothraceitis (IBR), anaplasmosis, dan trichomoniasis.

"BBLITVET memiliki beberapa paket pemeriksaan penyakit MCU yakni paket lengkap dan paket hemat," kata Indi.

Paket lengkap (paket ekslusif) meliputi uji untuk brucellosis, leptospirosis, tuberculosis, paratuberkulosis, BGC, BVD, IBR, dan trichomoniasis. Sedangkan untuk paket hemat meliputi, paket uji leptospirosis, paratuberkulosis, dan BGC. Paket brucelosis, EBL, dan paratuberkulosis. Serta, paket leptospirosis da BGC.

"BBLITVEt memiliki paket teknologi pembibitan lengkap mulai dari tahap penyiapan sapi sehat calon indukan, hingga proses perkawinan, dan kelahiran," kata Indi.

Indi menambahkan pihaknya telah mengembangkan uji serologi untuk deteksi progesteron dengan metode ELISA/FELISA, yakni pro-kit-mon yang berfungsi untuk deteksi gangguan kesehatan reproduksi non infeksius.

Teknologi untuk pemeriksaan kebuntingan juga telah dikembangkan untuk pemeriksaan pada bulan kedua pascaIB atau kawin alam, baik secara serologi di laboratorium dan secara sederhana untuk diaplikasikan oleh peternak atau petugas di lapangan.

"Selain itu kita punya kit SGA-MA yakni kit pemeriksa kebuntingan yang dapat diaplikasikan secara langsung oleh peternak, metode ini mempunyai akurasi sebesar 74,55 persen," katanya.

Kepala Badan Litbang Pertanian Muhammad Syakir menambahkan pemerintah harus hadir di tengah-tengah masyarakat terutama peternak dalam mengakses paket teknologi pembibitan sapi yang telah dikembangkan oleh BBLITVET.

"Tentunya pemerintah harus membantu dan memudahkan peternak, Balitbang juga akan memberikan vaksinasi secara gratis, agar teknologi dan inovasi yang dihasilkan ini dapat langsung dirasakan oleh peternak," kata Syakir.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018