Pilkada Magelang 2018,  tidak perlu pikir panjang, yang menang Zaenal Arifin, kata seorang bapak dalam suatu obrolan di sebuah warung makan di Mungkid, Kabupaten Magelang.

Perkataan tersebut disambut tawa orang-orang di warung dan mereka membenarkan penyataan itu. Kenapa? karena dua kandidat bupati yang maju dalam pesta demokrasi tersebut mempunyai nama yang sama, yakni Zaenal Arifin.

Meskipun namanya sama, warga Magelang harus menentukan pilihannya dengan tepat sehingga dapat terpilih pemimpin terbaik yang bisa membawa Kabupaten Magelang lebih maju.

Zaenal Arifin dan Zaenal Arifin merupakan petahana Bupati dan Wakil Bupati Magelang. Di kalangan warga Kabupaten Magelang mereka dikenal dengan julukan "Upin dan Ipin" (judul film serial anak anak di sebuah stasiun televisi).

Mereka harus bertarung dalam pilkada kali ini, karena petahana Wakil Bupati Magelang Zaenal Arifin tidak bisa mencalonkan lagi sebagai wakil bupati, karena dia sudah dua kali menjabat wakil bupati di daerah tersebut.

Berdasarkan pengundian nomor urut pada 13 Februari 2018, Cabup Zaenal Arifin (petahana bupati) yang berpasangan dengan calon Wakil Bupati Edy Cahyana (Padi) mendapat nomor urut 1 dan pasangan cabup M. Zaenal Arifin (petahana wakil bupati) dengan Rohadi (Zaroh) nomor urut 2.

Meskipun kedua cabup memiliki nama yang sama, masyarakat Kabupaten Magelang yang telah mempunyai hak pilih diharapkan tidak salah dalam mencoblos pada 27 Juni nanti karena dalam kartu suara terdapat nama dan gambar pasangan calon.

Dalam pencalonan tersebut pasangan Zaenal Arifin-Edy Cahyana diusung oleh koalisi partai politik, yakni PDI Perjuangan, PKB, PAN, partai Demokrat, dan PPP. Kemudian pasangan M. Zaenal Arifin-Rohadi diusung koalisi Partai Gerindra, Partai Golkar, dan PKS.

Zaenal (Padi) mengatakan pihaknya maju lagi dalam Pilkada 2018 karena saran para seniornya dan didukung oleh lima parpol pengusung yang tergabung dalam koalisi partai kerakyatan.

"Alhamdulillah koalisi partai kerakyatan memberikan kepercayaan kepada kami dan kami akan berusaha untuk berbuat yang terbaik bagi Kabupaten Magelang," katanya.

Ia menuturkan ingin menambal kekurangan dengan dukungan lima parpol tersebut.

"Kalau nanti masyarakat memberikan kepercayaan, kami akan berusaha untuk melengkapi kekurangan yang masih ada selama ini," katanya.

Ia menuturkan bersama pasangannya pihaknya ingin merintis bagaimana membangun Kabupaten Magelang ini dengan menggunakan kemajuan teknologi yang ada, artinya dibutuhkan koneksitas dan integrasi dari seluruh jajaran pemerintahan sehingga akan mempercepat dan mempermudah dari sektor pelayanan dan sektor lainnya.

Menurut dia kebersamaan parpol pengusung bersama membangun Kabupaten Magelang tentunya akan lebih mudah guna menyejahterakan masyarakat.

Zaenal (Zaroh) menyampaikan sebagai warga Magelang merasa berkewajiban untuk bersama-sama membangun Kabupaten Magelang.

"Memang saya kader PKB dan sebelumnya saya sudah berproses di PKB namun DPP PKB tidak merekomendasikan saya, setelah tidak mendapat rekomendasi ada teman-teman dari partai lain dalam hal ini Partai Gerindra, Partai Golkar, dan PKS tetap ingin mengusung saya sebagai calon Bupati Magelang," katanya.

Menurut dia ketiga partai tersebut sangat yakin bahwa dirinya mampu untuk memimpin Kabupaten Magelang.

"Selama ini saya menjabat wakil bupati dua kali dan belum merasa puas karena pembangunan Kabupaten Magelang dan kesejahteraan masyarakat yang kami harapkan juga belum tercapai," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap dengan majunya pasangan Zaroh mendapat dukungan masyarakat dan dia minta doa restu masyarakat Magelang agar nanti bisa memimpin Kabupaten Magelang.

"Insyaallah dengan niat yang baik dan kerja keras bersama pak Rohadi Magelang akan lebih sejahtera," katanya.

Ia menuturkan tiga parpol yang mengusung pasangan Zaroh tersebut memiliki kursi di DPRD Kabupaten Magelang, namun partai yang lain yang tidak memiliki kursi di parlemen seperti Partai Bulan Bintang, Partai Nasdem, Partai Hanura, Partai Idaman juga bergabung untuk mendukung.

"Saya berterima kasih pada partai yang belum memiliki perwakilan di parlemen tetapi mereka percaya pada kami," katanya.

Tim pemenangan pasangan Zaroh yang juga Ketua DPC Gerindra Kabupaten Magelang, Suharno mengatakan secara legal formal untuk mengusung calon partai berdasarkan aturan, namun pihaknya tidak lepas dari kemauan masyarakat.

"Kemauan masyarakat ini kami tangkap dan saya juga melihat Pak Zaenal ini adalah sebagai unsur dari partai lain namun beliau adalah kader NU, maka kami bersama Partai Golkar dan PKS setelah melalui proses panjang mengajukan M. Zaenal-Rohadi," katanya.

Menurut dia pasangan Zaroh merupakan pasangan ideal, Rohadi dari birokrasi yang sudah cukup berpengalaman sehingga nanti ada konsep kebijakan dan Zaenal yang menerjemahkan di masyarakat.

Banyak orang memprediksi pilkada yang diikuti hanya dua pasangan calon bupati dan wakil bupati bakal rawan terjadi konflik.

Ketua Panwaskab Magelang M.Habib Shaleh menuturkan melihat sejarah pada zaman kerajaan, Ken Arok telah memberikan contoh bahwa suksesi kepemimpinan dengan cara kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan baru.

"Oleh karena itu marilah kita mewujudkan pilkada yang berintegritas, berwibawa, dan bermartabat," katanya. 

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018