Tokyo (ANTARA News) - Putra Mahkota Jepang, Naruhito, hari Jumat menekankan bahwa istrinya, Putri Masako, masih terlalu lemah untuk mengadakan perjalanan resmi ke luar negeri, meski mantan diplomat karier itu sudah bertahun-tahun menjalani perawatan memulihkan kondisinya dari stres. "Dia masih dalam penyembuhan... dan saya sudah mendengar bahwa perlu waktu, agar dia mampu mengunjungi negara asing," kata Naruhito kepada wartawan di Istana Togu, tempat pasangan itu tinggal. "Masako memahami harapan rakyat... tetapi, tolong lihat dia dari sudut pandang jangka panjang," katanya. Pangeran tersebut menemui pers menjelang kunjungan satu pekan ke Mongolia, mulai Selasa pekan depan, untuk memperingati 35 tahun berdirinya hubungan diplomatik Jepang dan Mogolia. Perjalanan itu hanya sebulan berselang sesudah pangeran berumur 47 tahun tersebut menjalani pembedahan usus. Putri Masako (43), mantan diplomat yang menderita sakit akibat stres, tidak akan mendampingi suaminya dalam perjalanan tersebut. "Bukan hanya Masako, tetapi saya juga menyesal bahwa dia tak dapat melakukan kunjungan tersebut," kata pangeran. Dokter Masako menilai bahwa akan "sulit" bagi puteri tersebut untuk mengiringi suaminya, sehubungan lamanya kunjungan dan sejumlah acara yang harus dihadiri, kata pangeran. Pangeran Naruhito mengatakan bahwa Masako "berusaha sangat sungguh-sungguh" untuk pulih. "Saya merasakan kegiatannya makin bertambah luas secara nyata," katanya, dengan menyebutkan bahwa Masako menemaninya dalam kunjungan resmi ke Nagato, Utara Tokyo, dan Masako juga menghadiri berbagai acara di Istana Togu. Masako pada 1993 melepaskan karir yang menjanjikan, demi memasuki dunia kerajaan yang paling tua di dunia. Dia telah mengurangi pemunculan di muka umum selama beberapa tahun seiring perjuangannya untuk menyesuaikan diri dengan ikatan tradisi istana. Masako mendapat tekanan besar untuk melahirkan ahli waris laki-laki. Sesudah lebih dari delapan tahun perkawinan, pada tahun 2001 dia melahirkan Putri Aiko. Masako pada tahun lalu melakukan kunjungan tidak resmi ke Belanda bersama keluarganya dan merupakan yang pertama kalinya keluarga kerajaan Jepang bepergian ke luar negeri untuk pemulihan. Hal itu juga membuat heran kaum konservatif yang mengecam Masako karena melewatkan tugas-tugasnya di dalam negeri. Mengenai keadaan dirinya, Pangeran Naruhito mengatakan kesehatannya terus membaik. "Ada pembatasan terhadap bumbu-bumbu dan alkohol, tetapi saya tidak sabar untuk menikmati hidangan Mongolia dan minuman, dengan tetap berhati-hati," katanya. Mongolia saat ini sangat dikenal di Jepang sebagai penghasil pegulat-pegulat sumo terbaik. Anak satu-satunya pasangan tersebut, Aiko, dikenal sangat suka dengan sumo, demikian laporan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007