Kupang (ANTARA News) - Juru Bicara Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur, Yosafat Koli mengatakan, pihaknya akan melakukan perbaikan seperlunya pada format debat calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT pada acara debat kedua.

Paling tidak, ada ruang bagi pasangan calon untuk saling berdebat tentang visi misi dan program yang ditawarkan kepada masyarakat dalam acara debat, kata Yosafat Koli kepada Antara melalui pesan WhatsApp, Selasa.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan acara debat perdana pasangan calon pada Kamis, (5/4) malam, yang dinilai kurang greget dan tidak ada ruang saling bertanya dan koreksi terhadap visi misi calon sebagaimana lazimnya sebuah forum debat.

Menurut dia, format debat seharusnya nampak pada segmen ketiga acara debat yang disiarkan secara langsung INews TV itu, tetapi kemungkinan kurang menggigit.

"Pada segmen tiga konsep saling debat harusnya terlihat di situ, cuma tidak menggigit, mungkin di debat berikutnya kita lakukan perbaikan format debatnya," katanya.

"Paling tidak nampak debat antar pasangan calon. Yang harus di jaga bersama adalah format yang tidak membuat kesan debat kusir pasangan calon," katanya.

Karena itu, KPU akan melakukan evaluasi terhadap acara debat perdana dan melakukan pembenahan seperlunya, katanya.

Pengamat pertanian dari Universitas Nusa Cendana Kupang Leta Rafel Levis mengatakan dalam debat terbuka pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT pada Kamis (5/4) malam, masing-masing pihak masih menjaga perasaan lawan.

"Akibatnya, yang terjadi dalam debat yang disiarkan langsung iNews TV Jakarta itu lebih banyak kompromistis dan tidak greget. Memang sangat disayangkan," katanya dalam percakapan dengan Antara di Kupang.

Leta Rafael melihat apa yang terjadi pada Kamis (5/4) malam, bukanlah sebuah debat antarcalon Gubernur-Wakil Gubernur NTT, tetapi lebih bersifat kompromistis karena masing-masing pihak saling menjaga perasaan.

Seharusnya, kata dia, acara debat tersebut adalah forum untuk menguji kejernihan pikiran, hati dan motivasi pasangan calon, mengapa mereka mau menjadi Gubernur-Wakil Gubernur NTT dan alasan mereka menetapkan program-program yang akan dijalankan dan lainnya.

"Saya melihat forum debat perdana tidak ada ruang untuk mencermati kejernihan pikiran, hati dan motivasi paslon tentang alasan mereka mau menjadi Gubernur-Wakil Gubernur NTT," katanya.

Debat, menurut dua, adalah forum ilmiah untuk menguji konsep masing-masing pasangan calon berdasarkan fakta dan permasalahan serta jalan keluar yang hendak diambil atau dilakukan keempat pasangan calon tersebut jika terpilih.

Hal terakhir adalah dalam forum debat tidak ada suatu penjelasan argumentatif dari setiap pasangan calon tentang pembangunan ekonomi, infrastruktur dan relevansinya dengan pengentasan kemiskinan di NTT.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018