Jakarta (ANTARA News) - Istri Setya Novanto, Deisti Astriani Tagor, mengaku suaminya sempat pamit untuk menyerahkan diri ke KPK.

"Pada 16 November 2017 itu saya hanya dapat telepon pada sore sekitar pukul 14.30 dari Pak Setnov, suami saya, bahwa ia akan menyerahkan diri ke KPK. Beliau menyampaikan saya akan ke KPK dengan DPD (Dewan Pimpinan Daerah) tingkat I," kata Deisti dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin.

Deisti bersaksi untuk dokter RS Medika Permata Hijau dokter Bimanesh Sutarjo yang didakwa bekerja sama dengan advokat Fredrich Yunadi untuk menghindarkan ketua DPR Setya Novanto diperiksa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi KTP elektronik.

"Kamu dan anak-anak tolong kuat, tidak apa-apa, tolong tenangin anak-anak, kuatkan anak-anak, tolong kamu hubungi anak-anak," tambah Deisti menirukan pesan Setnov.

Sehari sebelumnya, yaitu pada 15 November 2017 malam, penyidik KPK sudah datang ke rumah Setnov di Jalan Wijaya III sekitar pukul 21.30 WIB untuk membawa Setnov dan juga melakukan penggeledahan di rumah tersebut.

"Orang rumah saya mengatakan 'Bu, ibu banyak orang KPK di luar', saya lihat dari jendela, di bawah siapa ternyata ada pengacara Pak Fredrich, jadi saya di atas saja, tapi saat itu Pak Setya Novanto sedang keluar," tambah Deisti.
Istri mantan Ketua DPR Setya Novanto, Deisti Astriani Tagor, meninggalkan ruangan usai disumpah sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus merintangi penyidikan korupsi KTP elektronik dengan terdakwa Bimanesh Sutarjo di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (16/4/2018). Sidang tersebut beragenda mendengarkan keterangan saksi-saksi. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)


Baca juga: Dirut RS Medika heran saat dimintai persetujuan rawat Setnov

Baca juga: Setnov singgung Raja Salman dalam pleidoi

Baca juga: Setya Novanto nyatakan pemberian "fee" bukan kesepakatan dirinya

Baca juga: Perawat: Benjol Setnov sebesar kuku jari tangan


Deisti mengaku bahwa suaminya pada 15 November 2017 sore keluar dengan diiringi sirine pengawal polisi dan tidak mengatakan akan pergi ke mana.

"Tanggal 16 November itu saya disuruh tanda tangan surat kuasa keluarga untuk Pak Fredrich dan diminta untuk mencari tahu keberadaan Pak Setnov, tapi saat saya telepon, teleponnya mati, saya coba berkali-kali di hadapan pengacara dan penyidik dan sampai pukul 02.30 WIB tidak nyambung," jelas Deisti.

Baru pada 16 November 2017 sekitar pukul 14.30 WIB tersebutlah Setnov menghubunginya dan mengaku akan menyerahkan diri ke KPK.

Setelah mendapatkan pesan Setnov, ia pun hanya menanti kemunculan Setnov di televisi.

"Tapi ternyata pukul 19.30 saya dapat telepon dari Pak Fredrich katanya Pak Setnov kecelakaan," ungkap Deisti.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018