Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera Al Muzzammil Yusuf membenarkan ada pertemuan antara petinggi PKS dengan Presiden Joko Widodo sebanyak dua kali secara informal.

"Terkait Presiden Jokowi benar bertemu dengan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, kalau tidak salah pertemuan informal dua kali," kata Al Muzzammil di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

Dia menilai pertemuan antara Presiden Jokowi dengan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri merupakan hal yang biasa karena Jokowi sebelumnya juga melakukan pertemuan dengan para petinggi partai politik termasuk Partai Gerindra.

Al Muzzamil mengatakan pertemuan itu membicarakan arah koalisi ke depan namun PKS menyatakan dalam posisi sebagai opisisi dan sudah berbicara jauh dengan Gerindra namun membuka komunikasi dengan yang lain.

"Kami menyatakan sejauh ini karena dalam posisi oposisi. Di dalam kabinet juga kami tetap tidak mau masuk sehingga ke depan kami mau bikin capres alternatif," ujarnya.

Menurut dia, Gerindra pun tahu sikap PKS yang terbuka membuka komunikasi dengan pihak lain dan juga sebaliknya sehingga tidak ada dusta di antara keduanya dan komitmen yang telah dibuat tetap berjalan.

Al Muzzamil menegaskan bahwa Habib Salim dalam pertemuan itu menyatakan bahwa posisi PKS saat ini sebagai oposisi bersifat kritis konstruktif sehingga hal yang baik akan disampaikan dan yang kurang baik akan dikritisi.

"Kami tegaskan saat ini sedang merancang presiden alternatif untuk sehatnya demokrasi, karena Gerindra tanpa PKS tidak bisa dan sebaliknya juga begitu, sementara yang lain belum firm," katanya.

Al Muzzammil menilai politik sebelum Pilpres masih sangat dinamis karena itu PKS tetap membuka dialog dengan semua pihak.

Menurut dia, PKS hanya berharap Gerindra memiliki komitmen yang sama agar capres alternatif bisa terwujud di Pilpres 2019.

Dalam acara Mata Najwa di Trans 7, Rabu (25/4) malam, Presiden Jokowi mengaku pernah bertemu dengan PKS secara tertutup.

Baca juga: PKS bidik posisi cawapres untuk Prabowo

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018