Beijing (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun bertukar pantun dengan khotib seusai shalat Idul Fitri di halaman Wisma Indonesia KBRI Beijing, Sabtu (16/6), sesuai ketetapan pemerintah setempat.

Sejak mengadakan acara berbuka puasa bersama di Wisma Indonesia pada awal Ramadhan 1439 Hijriah, Dubes dan Ustaz Ahmad Mukhlisin dari Corps Dai Dompet Dhuafa Indonesia itu sudah beberapa kali beradu pantun.

Namun ajang adu pantun pada Sabtu pagi itu berbeda dengan biasanya karena dilakukan di tengah jamaah shalat Idul Fitri.

"Anak burung belajar terbang, susah payah tetap dia lewati. Di Hari Raya maaf terbentang, agar kita kembali fitri," ujar ustaz asal Selat Panjang, Riau, itu.

Tak tanggung-tanggung, lulusan Universitas Al Azhar, Mesir, itu memberondong Dubes dengan empat pantun yang telah dipersiapkan.

"Saya nggak mau kalah," kata Djauhari yang juga merangkap Dubes RI untuk Mongolia itu di tengah riuhnya jamaah.

"Kabaena gunung yang tinggi, ombak di laut sama ratanya. Sungguh enak Pak Ustaz yang pergi, kita yang ditinggal apa rasanya," balas diplomat karier kelahiran Beo, Sulawesi Utara, 60 tahun silam itu, disambut sorakan penonton lainnya.

Pantun Dubes itu sebagai ungkapan perpisahan kepada Mukhlisin yang akan pulang ke Indonesia setelah menjalankan tugas mengisi acara keagamaan selama bulan Ramadhan yangt baru lalu di lingkungan KBRI Beijing.

Sesudah shalat Idul Fitri, Dubes bersama istri mengadakan halalbihalal bagi warga negara Indonesia, baik yang beragama Islam maupun tidak, di kediamannya di Wisma Indonesia.

Sekitar 300 orang melaksanakan shalat Idul Fitri di halaman Wisma Indonesia atau lebih banyak dibandingkan dengan momentum yang sama tahun lalu.

KBRI Beijing dan beberapa kedutaan asing mengikuti kebijakan pemerintah China melalui Asosiasi Islam China (CIA) yang menetapkan 1 Syawal 1439 Hijriah jatuh pada 16 Juni 2018.

Baca juga: Dubes Djauhari ajak media China nikmati kuliner Nusantara
Baca juga: Dubes undang ratusan pengusaha China ekspansi Indonesia

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018