Pekanbaru (ANTARA News) - Sebagian besar wilayah hutan dan lahan Provinsi Riau saat ini dalam keadaan mudah hingga sangat mudah terbakar menyusul penurunan curah hujan dalam sepekan terakhir, kata analis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru.

"Prakiraan BMKG potensi terjadinya Karhutla mudah hingga sangat mudah terbakar di sebagian besar wilayah Riau. Ini yang mesti diantisipasi," kata Analis BMKG Pekanbaru Bibin kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Ia mengatakan potensi kebakaran hutan dan lahan perlu diwaspadai di bagian barat, utara, dan selatan Riau. Dari 12 kabupaten dan kota di Riau, hanya Kabupaten Indragiri Hilir yang dinilai aman.

Potensi kebakaran hutan dan lahan, ia menjelaskan, terlihat dari kemunculan titik-titik panas di sebagian wilayah Riau sejak akhir pekan kemarin.

Hari ini, ia mengatakan, terdeteksi 19 titik panas yang menyebar di Kabupaten Rokan Hilir (delapan titik), Bengkalis (enam titik), Siak (empat titik) dan Rokan Hulu (satu titik).

Dari 19 titik panas tersebut, Bibin mengatakan 12 titik lainnya dipastikan sebagai titik api, yang merupakan indikasi kuat kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen.

"Empat titik api masing-masing merata di Bengkalis, Rokan Hilir dan Siak," ujarnya.

Keberadaan titik panas pertama kali mulai terdeteksi pada 11 Agustus di wilayah Riau (44 titik) dan bertambah menjadi 55 titik pada 12 Agustus.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat kebakaran melanda lahan seluas 2.635 hektare di Bumi Lancang Kuning sepanjang Januari hingga pertama Agustus.

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau Jim Gafur mengatakan dalam beberapa hari terakhir terjadi kebakaran lahan di sejumlah lokasi di Kabupaten Bengkalis, Meranti, Kota Dumai, Rokan Hilir hingga Pelalawan.

"Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Kepulauan Meranti mencapai 938,31 hektare," katanya.

Baca juga: Titik panas Riau bertambah
 

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018