Banda Aceh  (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Blang Bintang menyebut sebanyak 27 titik panas yang terdeteksi oleh satelit berada di daratan Sumatera.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blang Bintang Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Jumat mengatakan, titik panas kali ini terkonsentrasi di tiga provinsi, yakni di Sumatera Selatan, Bangka Belitung, dan Lampung.

Dari ke-27 titik panas tersebut, lanjutnya, ada tiga titik di antaranya yang mencurigakan, dan patut diduga sebagai titik api karena memiliki tingkat kepercayaan di atas 71 persen.

Sedangkan lima titik panas di antaranya sebagai titik api akibat kebakaran hutan dan lahan, karena memiliki tingkat kepercayaan di atas 81 persen.

"Ada delapan titik panas baik diduga titik api maupun sebagai titik api kebakaran berada di dua provinsi, yakni Sumatera Selatan, dan Lampung," kata Zakaria.

Pemerintah tahun ini mengawal ketat wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan, sehingga berhasil menurunkan jumlah titik api hingga 96,5 persen di seluruh Indonesia dalam periode 2015-2017.

"Berdasarkan data hasil pantauan satelit milik NOAA, jumlah titik api di 2015 mencapai 21.929, sedangkan di 2016 menurun menjadi 3.915. Pada 2017, jumlah titik api kembali menurun menjadi 2.257," kata Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Raffles B Panjaitan.

KLHK mencatat luas area hutan dan lahan yang terbakar di 2015 mencapai 2.611.411 hektare (ha). Angka ini menurun menjadi 438.360 ha di 2016, lalu turun lagi menjadi 165.464 ha di 2017.

"Sejak 2016, perusahaan tidak berani lagi melakukan pembukaan lahan dengan membakar, sehingga hal ini berpengaruh. Kalau pun ada yang terbakar itu hanya spot-spot kecil saja karena kelalaian," ujar Raffles.

Baca juga: 5 hektare pinus terbakar di Aceh Tengah
 Baca juga: Walhi minta perketat pantau restorasi gambut korporasi

 

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018