Pekanbaru, Riau (ANTARA News) - Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan Riau pada 22 September 2018 akan menyaksikan equinox, saat matahari melintasi ekuator sehingga siang dan malam bagi tempat-tempat di lintang nol derajat sama panjang. 

"Tanggal 22 September, posisi matahari diprakirakan akan pas di garis khatulistiwa. Karena Riau juga tepat berada di daerah khatulistiwa, maka akan mengalami fenomena equinox," kata Staf Analisa Stasiun Klimatologi Tambang Provinsi Riau Ardhitama di Pekanbaru, Kamis.

Ia mengatakan fenomena equinox terjadi dua kali tahun ini. Equinox sebelumnya terjadi 23 Maret lalu.

Ardhitama menjelaskan saat equinox sinar matahari akan terasa lebih terik meski suhu udara tidak akan naik ke kondisi ekstrem.

"Suhu udara yang pernah tercatat paling tinggi di Riau berkisar 36 sampai 37 derajat Celsius, itu pada 2013. Jadi suhu udara tidak akan melebihi dari itu hanya karena fenomena equinox," katanya.

Karena sinar matahari akan lebih terik, ia menjelaskan, maka proses penguapan air dan pembentukan awan di Riau jadi lebih sempurna sehingga malam hingga dini harinya kemungkinan turun hujan disertai petir dan angin kencang.

Dalam siaran persnya, BMKG sebelumnya menjelaskan bahwa equinox terjadi saat matahari melintasi garis khatulistiwa. Fenomena yang terjadi dua kali setahun ini tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu drastis, termasuk di Indonesia yang rata-rata suhunya 32 sampai 36 derajat Celsius.

Baca juga:
Yang akan terjadi saat equinox
Equinox di berbagai belahan dunia

 

Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018