Menunjukkan komitmen Indonesia dan Jerman untuk mempromosikan demokrasi dan kemitraan global bagi perdamaian, toleransi, serta penghargaan atas keberagaman agama dan budaya
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas membuka Bali Democracy Forum (BDF) chapter Berlin, Jumat waktu setempat.

Forum yang diinisiasi Indonesia pada 2008 ini bersifat terbuka dan inklusif untuk membicarakan perkembangan demokrasi di Asia, dan kini merambah Eropa, serta sebagai platform negara-negara pesertanya untuk belajar dari satu sama lain dan berbagi best practices.

"Penyelenggaraan BDF chapter Berlin menunjukkan komitmen Indonesia dan Jerman untuk mempromosikan demokrasi dan kemitraan global bagi perdamaian, toleransi, serta penghargaan atas keberagaman agama dan budaya," kata Menlu Retno dalam video pernyataan pers bersama dengan Menlu Maas yang diterima Antara di Jakarta, Jumat.

Forum yang diikuti 140 peserta dari berbagai negara itu diselenggarakan dengan tema Democracy and Migration, yang menurut Menlu Retno sangat relevan dan strategis di tengah situasi dunia saat ini dimana Asia dan Eropa sama-sama menghadapi tantangan ruang lingkup dan kuantitas migrasi yang telah menciptakan dinamika baru dalam demokrasi.

Migrasi tetap menjadi masalah penting di Jerman dan di seluruh Eropa, dengan jumlah pengungsi Suriah yang terus meningkat, terutama setelah Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan kebijakan pintu terbuka-nya pada 2015.

Satu tahun setelahnya, lebih dari 1 juta pengungsi dilaporkan memasuki Jerman, sebagian besar melalui Bavaria.

Dalam konteks global, PBB memperkirakan bahwa 258 juta orang di seluruh dunia tinggal di tempat-tempat selain negara kelahiran mereka. Angka tersebut adalah peningkatan hampir 50 persen sejak 2000.

Sebagai upaya untuk mengatasi masalah ini, Majelis Umum PBB akan melakukan pertemuan antar pemerintah di Marrakesh, Maroko, pada Desember 2018 dengan maksud untuk mengadopsi Perjanjian Global untuk Migrasi yang Aman, Teratur dan Reguler.

Ini akan menjadi tugas bagi Jerman dan Indonesia, sebagai sesama anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020, untuk fokus pada masalah migrasi sebagai kontribusi terhadap perdamaian global.

Baca juga: Menlu RI kunjungi Jerman bahas penguatan kemitraan ekonomi

Dalam pertemuan antara Menlu Retno dan Menlu Maas, keduanya sepakat untuk meningkatkan komunikasi dan kordinasi antara anggota DK PBB baik pada tingkat menlu, duta besar yang bertugas di New York, maupun direktur jenderal guna membahas berbagai perkembangan terkait keamanan dan stabilitas global.

"Kami sepakat untuk memperkuat komitmen diantara para negara anggota DK PBB dengan membuat hotline channel pada level menlu, direktur jenderal, dan duta besar, serta membuat konsultasi reguler untuk membicarakan berbagai isu," tutur Menlu Retno. 

Baca juga: Presiden apresiasi terpilihnya Indonesia sebagai anggota DK PBB

Baca juga: Indonesia kembali menjadi anggota tidak tetap DK PBB keempat kalinya


Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018