Bandung, (ANTARA News) - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan rencana reaktivasi jalur kereta api di Jawa Barat diprediksi akan mendongkrak sektor pariwisata di wilayah ini.

"Pangandaran itu pantainya indah sekali, tapi terkadang orang berpikir dua kali untuk kesana, karena akses jalan. Tapi kalau sudah ada kereta api ke sana saya optimistis orang akan semakin sering ke Pangandaran karena aksesnya mudah," kata Gubernur Emil, di Bandung, Jumat.

Ia mengatakan dalam upaya meningkatkan konektivitas antar wilayah, mengurangi kemacetan, dan menurunkan tingkat penggunaan kendaraan pribadi, serta meningkatkan aksesibilitas menuju daerah pariwisata, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya mengembangkan jaringan perkeretaapian.

Upaya tersebut, kata dia, antara lain dengan melakukan reaktivasi jalur kereta api di Jawa Barat.

Menurut dia, saat ini Pemerintah Jawa Barat memprioritaskan empat (4) rencana reaktivasi jalur kereta api, yaitu reaktivasi Jalur Kereta Api Bandung - Ciwidey, Rancaekek-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang dan jalur Cibatu-Garut-Cikajang, dengan total anggaran sekitar Rp7,9 triliun.

Ia menuturkan reaktivasi Jalur Kereta Api Bandung-Ciwidey dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung aksesibilitas menuju daerah pariwisata di wilayah Bandung Selatan.

Panjang jalur Bandung-Ciwidey adalah 37,8 Km, yang direncanakan melewati enam stasiun yaitu Stasiun Bandung, Cikudapateuh, Dayeuh Kolot, Banjaran, Soreang, dan Stasiun Ciwidey.

Total anggaran untuk mereaktivasi jalur tersebut diperkirakan sebesar Rp3,1 triliun dan reaktivasi jalur Bandung-Ciwidey direncanakan beroperasi pada tahun 2022.

Reaktivasi jalur kereta api Rancaekek -Tanjungsari dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas, mengurangi kemacetan, menurunkan tingkat penggunaan kendaraan pribadi dan mendukung aksesibilitas ke Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka serta menunjang transportasi di kawasan pendidikan Jatinangor.

Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 11,5 Km, dengan rencana 3 stasiun yaitu stasiun Rancaekek (eksisting), Jatinangor, dan Tanjungsari. Rencana Reaktivasi jalur ini diperkirakan memerlukan anggaran sebesar Rp1,3 Triliun dan reaktivasi jalur ini diperkirakan selesai tahun 2021-2022.

Reaktivasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran-Cijulang dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung aksesibilitas menuju daerah pariwisata di Pangandaran-Cijulang.

Total anggaran untuk mereaktivasi jalur ini sepanjang 82 Km diperkirakan sebesar Rp2,5 triliun.

Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 82 Km dan melewati empat Stasiun Banjar (eksisting), Pangandaran, Parigi, dan Cijulang, serta empat halte Batulawang, Cikembulan, Cikalong, dan Cibenda.?Reaktivasi jalur ini diharapkan selesai pada tahun 2023.

Reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut-Cikajang dibutuhkan untuk meningkatkan konektivitas menuju wilayah selatan Jawa Barat.

Panjang jalur yang akan direaktivasi direncanakan sepanjang 47,5 Km, yang terbagi dua seksi yaitu seksi satu Cibatu-Garut sepanjang 19,29 Km dan seksi dua Garut-Cikajang sepanjang 28,21 Km.

Jalur ini direncanakan melewati 3 Stasiun yaitu Stasiun Cibatu, Garut, dan Cikajang. Total anggaran yang diperlukan sebesar Rp1,1 triliun. Reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut-Cikajang direncanakan selesai pada tahun 2021-2022.

Baca juga: Ini jalur kereta api Jabar akan direaktivasi

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018